Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Eks Pengungsi Timor Leste Hidup Sengsara

Kompas.com - 22/04/2012, 16:42 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Ribuan warga eks pengungsi Timor Leste yang hidup di kamp pengungsian Naen, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, sampai saat ini kondisinya sangat memprihatinkan karena kebanyakan dari mereka tidak punya pekerjaan tetap.

"Memang kita harus akui bahwa masih ada ribuan warga eks pengungsi Timor Leste yang hidupnya masih sengsara dengan tingkat perekonomiannya minim, banyak anak yang tidak bersekolah karena orang tuanya tidak mampu. Kebanyakan tidak punya pekerjaan tetap, tidak punya lahan pertanian dan air bersih yang tidak ada sama sekali membuat mereka benar-benar seperti dianaktirikan," kata Miguel Atibau, salah seorang tokoh eks Timor Leste di Kefamenanu, Sabtu (21/4/2012).

Menurut Atibau, bukan hanya di daerah kamp pengungsian Naen saja, tapi ribuan warga eks pengungsi di tempat lain juga mengalami hal serupa, bahkan ada perempuan yang terpaksa menjual diri untuk mempertahankan hidup.

"Banyak anak gadis yang putus sekolah karena keterbatasan biaya terpaksa harus jadi pelacur untuk menghidupi keluarganya. Selain itu kalau musim-musim kelaparan seperti sekarang, umbi-umbian di hutan yang mengandung racun dan biji asam pun dimakan demi untuk mengganjal perut yang lapar," kata Atibau.

Oleh karena itu Atibau mengharapkan bantuan pemerintah pusat dengan dukungan penuh dari pemerintah kabupaten dan provinsi untuk mengurangi beban penderitaan warga eks Timor Leste. "Kami minta pihak terkait dalam hal ini Pemkab TTU, Provinsi NTT dan Pemerintah Pusat agar memperhatikan mereka dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, perumahan, pemberdayaan ekonomi produktif. Untuk bantuan kepada pengungsi Timor Leste, harus ada pengawasan yang ketat dengan melibatkan tokoh-tokoh eks Timor Leste, karena mereka yang tahu," jelas Atibau.

Atibau melanjutkan sesuai laporan dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat bahwa warga eks Timor Leste sudah tidak ada. "Hal itu kita akui memang sudah tidak ada, tapi warga kelahiran Timor Leste itu masih ada dan perlu diperhatikan. Kami ini adalah korban politik.  Kami yang berjumlah puluhan ribu KK menyatakan diri bergabung dengan Indonesia dengan mengorbankan segala harta kekayaan, meninggalkan sanak keluarga dan sebagainya dengan satu tujuan yaitu Merah Putih. Pengorbanan kami harus diimbangi dengan perhatian yang sama seperti warga negara Indonesia lainnya," papar Atibau.

Ditemui secara terpisah, Filomena Kaunan, salah seorang eks pengungsi yang mengaku selama ini dirinya hanya bergantung pada belas kasihan tetangga karena tidak punya pekerjaan tetap. "Mau bagaimana lagi, saya sudah menjanda selama 4 tahun tanpa pekerjaan tetap, karena selama ini saya hanya berharap pada almarhum suami saya yang kerjanya juga serabutan. Setelah suami saya meninggal, saya jadi kewalahan membiayai diri saya sendiri dan dua anak saya yang masih kecil sehingga terpaksa kedua anak saya itu harus putus sekolah dan membantu saya mencari tambahan penghasilan," papar Kaunan.

Terkait dengan itu, Bupati TTU Raymundus Fernandes ketika hendak dikonfirmasi wartawan sedang berada di luar daerah Ketika dihubungi melalui telepon selulernya, bupati tidak menjawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com