Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Resmi Yakini China Bantu Korut

Kompas.com - 21/04/2012, 02:34 WIB

WASHINGTON, JUMAT - Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menyampaikan keyakinannya soal campur tangan dan bantuan China kepada Korea Utara. Hal itu menyusul kontroversi kemunculan truk raksasa pengangkut peluru kendali Korut dalam parade militer memperingati 100 tahun hari lahir pendiri Korut, Kim Il Sung, akhir pekan lalu. Truk itu diyakini Washington berasal dari China.

Penegasan itu disampaikan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta, Kamis (19/4), sepekan setelah kegagalan peluncuran roket jarak jauh Korut yang sebelumnya sempat memicu kecaman dunia. ”Saya yakin ada sejumlah bantuan sebelumnya dari China. Namun, saya tidak tahu seberapa jauh bantuan itu,” ujar Panetta.

Panetta menjawab pertanyaan Komisi Angkatan Bersenjata Kongres AS (House Armed Services Committee), yang menanyakan apakah China memang membantu program rudal Korut melalui ”pertukaran dan penjualan teknologi”.

Selama ini China diketahui menjadi satu-satunya sekutu kuat Pyongyang. Ikatan ekonomi dan militer kedua negara terutama didasari kesamaan ideologi yang dianut, yakni komunisme.

Dalam rapat dengar pendapat itu, Kongres AS menekan Panetta untuk menjelaskan keberadaan truk pengangkut peluru kendali Korut itu.

Dalam rapat itu Panetta menolak merinci bentuk-bentuk bantuan China terhadap kemampuan rudal Korut, dengan alasan rincian itu adalah ”informasi yang sangat sensitif”. ”Namun, sudah jelas ada bantuan (dari China ke Korut) dalam semua itu,” ujar Panetta.

Lebih lanjut dia menambahkan, tidak diragukan lagi pencapaian Korut dalam pengembangan sistem rudal jarak jauhnya dan kemampuan persenjataannya yang lain telah menjadi ancaman bagi AS.

”Untuk alasan itulah kami menganggap Korut berikut provokasi yang mereka lakukan selama ini sebagai sesuatu yang sangat serius,” ujar Panetta.

Selain itu, Panetta meminta China bisa memaksa Korut untuk kembali ke proses negosiasi. Sebelumnya, tambah Panetta, Amerika Serikat merasa telah mencapai kemajuan menyusul disepakatinya pertukaran bantuan makanan dengan kesediaan Korut menghentikan program roket dan nuklirnya.

”Namun, dengan tiba-tiba saja kita semua kembali menghadapi provokasi,” ujar Panetta.

Korsel tanyai China

Korea Selatan juga langsung menanyakan persoalan itu kepada China. Hal itu disampaikan salah seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel yang tak mau disebutkan namanya.

Kamis lalu Pemerintah China lewat juru bicara kementerian luar negerinya, Liu Weimin, membantah tuduhan terlibat menyediakan truk pengangkut rudal Korut.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda mengirim surat kepada Presiden Korsel Lee Myung-bak untuk berkoordinasi terkait kebijakan baru mereka terhadap Korut. Surat itu disampaikan Wakil Ketua Sekretaris Kabinet Tsuyoshi Saito saat dia mengunjungi kantor kepresidenan Korsel (Gedung Biru) menjelang konferensi tingkat tinggi mereka dan China bulan depan.

Setelah gagal meluncurkan roket jarak jauhnya pada 13 April lalu, Korea Utara dikhawatirkan akan kembali menggelar uji coba nuklirnya yang ketiga. Hal itu diyakini bakal menjadi masalah baru. (REUTERS/AP/AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com