Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pengaduan Kebocoran Soal UN

Kompas.com - 20/04/2012, 02:22 WIB

Jakarta, Kompas - Ujian nasional yang berakhir Kamis (19/4) diwarnai banyaknya pengaduan kebocoran soal. Aduan yang diterima Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berasal dari Tangerang Selatan, Garut, Bengkulu, Jombang, Jambi, dan Lampung Utara.

”Enam aduan kebocoran soal sudah ditangani,” kata Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Haryono Umar di Jakarta, kemarin. Selain kebocoran soal itu, sembilan aduan kecurangan, dua aduan soal rusak, dan delapan aduan kekurangan soal juga ditangani.

Terkait dugaan kebocoran soal di Jombang, Jawa Timur, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Chairil Anwar Notodiputro menjelaskan, lembar jawaban siswa telah diperiksa dan dianalisis. Hasilnya, pola jawaban siswa tak menunjukkan ada kebocoran atau contek bersama.

”Dilihat dari jawaban siswa, dugaan kebocoran soal tidak dapat dibuktikan,” katanya.

Ujian ulangan

Sebanyak 1.705 siswa SMK di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, akan mengikuti ujian ulangan hanya untuk ujian mendengar Bahasa Inggris dengan 15 soal dan durasi 15 menit. Naskah soal akan menggunakan soal UN susulan.

Ujian susulan disebabkan tertukarnya kaset ujian mendengar Bahasa Inggris. ”Ujian ulangan itu hanya untuk SMK Tana Toraja karena tidak ada yang mengerjakan soal. Sementara SMA yang soalnya tertukar dengan SMK itu tidak perlu karena soal-soalnya sudah dikerjakan. Tingkat kesulitan soal sudah sama,” kata Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Moehammad Aman Wirakartakusumah.

Rapat evaluasi BSNP mengemukakan usulan penggunaan kepingan CD audio untuk ujian mendengar Bahasa Inggris mulai tahun depan. Alasannya, banyak sekolah mengalami kesulitan karena tidak memiliki pemutar kaset lagi, tetapi pemutar CD audio dan DVD.

Penyimpangan

Pemantauan Indonesia Corruption Watch (ICW), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), dan Koalisi Pendidikan menunjukkan, pelaksanaan UN di tujuh daerah diindikasikan terjadi beberapa kecurangan. ”Kecurangan makin sistematis dan rapi. Susah membuktikan kecuali ada di lingkaran dalam,” kata Sekretariat Jenderal FSGI Retno Listyarti.

Nilai ujian sekolah dan rapor sekolah bukan unggulan tinggi, mengalahkan sekolah unggulan. Ini tak masuk akal dan dinilai upaya sekolah menyelamatkan siswanya jika nilai UN rendah.

(LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com