Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk China Dipakai Mengangkut Rudal Korut

Kompas.com - 20/04/2012, 02:14 WIB

TAIPEI, KAMIS - Militer Korea Utara diyakini menggunakan truk 16 roda yang mengangkut dan juga jadi landasan peluncur (transporter-erector-launcher) peluru kendali. Peluru itu juga menggunakan teknologi China.

China dinilai melanggar sanksi atas Korut yang diterapkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Resolusi 1718 yang dikeluarkan pada 14 Oktober 2006, terkait program rudal Korut. Isu bahwa Korut menggunakan truk buatan China disampaikan sejumlah pengamat militer, Kamis (19/4).

”Rancangan truk 16 roda (TEL) itu sepertinya sama dengan rancangan Akademi ke-9 China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC),” ujar analis Ted Parson dari mingguan Jane’s Defence.

Truk rancangan CASIC diproduksi oleh perusahaan Hubei Sanjiang Space Wanshan Special Vehicles Co, Ltd. Turuk itu memiliki panjang 21 meter dan berdaya angkut maksimal 122 ton. Pada tahun 2010, CASIC mengekspor truk jenis itu, tetapi menolak merinci ke negara mana saja.

Ted yakin soal kesamaan rancangan antara truk yang muncul dalam parade militer di Korut Jumat lalu dan truk rancangan CASIC. Kemiripan terutama terjadi di beberapa bagian, seperti kaca depan, bagian pintu dan gagang, konfigurasi lampu bumper depan, serta pijakan kabin.

Keyakinan serupa juga disampaikan analis militer China dari International Assessment and Strategy Center di Washington, Richard Fisher.

Truk pengangkut raksasa dan peluru kendali, yang diklaim Korut sebagai senjata terbarunya, muncul dalam parade militer memperingati 100 tahun kelahiran pendiri Korut, Kim Il Sung, Jumat (13/4).

Mustahil

Truk pengangkut rudal itu menarik perhatian banyak kalangan, terutama AS, Jepang, dan Korea Selatan, lantaran bentuknya yang besar dan memiliki teknologi relatif canggih.

Banyak pihak meragukan ”lompatan” teknologi secanggih itu bisa dikuasai Korut. Jika itu benar terjadi, fakta seperti itu akan semakin memperumit keadaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com