NEW DELHI, KAMIS -
”Keberhasilan uji peluncuran Agni V adalah tonggak sejarah baru dalam perjuangan kita menambah kredibilitas keamanan dan kesiagaan kita, dan untuk terus menjelajahi batas terdepan ilmu pengetahuan,” ujar Perdana Menteri India Manmohan Singh, dalam pidato ucapan selamat kepada para ilmuwan yang terlibat dalam proyek rudal balistik itu.
Tayangan televisi menunjukkan, rudal sepanjang 17,5 meter itu diluncurkan dari sebuah landasan peluncuran kecil di Pulau Wheeler, di lepas pantai timur India, pukul 08.07 waktu setempat (09.37 WIB). Rudal, yang dirancang mampu membawa hulu ledak nuklir seberat 1,5 ton, itu, meluncur tegak lurus ke atas sebelum mulai mengambil lintasan melengkung menuju sasaran.
Vijay Saraswat, Ketua Organisasi Riset dan Pengembangan Pertahanan India (DRDO), mengatakan, roket tiga tingkat rudal tersebut bekerja sesuai rencana. Rudal sempat mencapai ketinggian 600 kilometer di atas permukaan laut sebelum melepas muatannya, yang kemudian jatuh di lokasi sasaran di Samudra Hindia bagian selatan.
”Peluncuran ini mengirim pesan ke seluruh dunia bahwa India memiliki kemampuan merancang, mengembangkan, membuat, dan memproduksi rudal-rudal kelas ini, dan mulai hari ini kami menjadi negara dengan kekuatan rudal,” tandas Saraswat.
Berbeda dengan peluncuran roket jarak jauh Korea Utara pekan lalu, yang memancing banjir kecaman dari seluruh dunia, peluncuran Agni (api) V sama sekali tak memicu protes. Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen bahkan jelas-jelas menyatakan, uji coba rudal India itu bukan ancaman bagi keamanan dunia.
Meski rudal balistik tersebut masih harus menjalani proses panjang sebelum digelar oleh angkatan bersenjata India, keberhasilan peluncuran Agni V ini membawa India di ambang pintu klub eksklusif negara-negara pemilik rudal balistik antarbenua (ICBM). Saat ini hanya lima negara yang secara resmi menyatakan memiliki ICBM, yakni AS, Rusia, Inggris, Perancis, dan China. Israel diduga juga memiliki rudal jarak jauh ini.
Media barat justru menekankan kemampuan rudal ini untuk mengenai sasaran di seluruh wilayah China. Dengan jarak tembak 5.000 kilometer, rudal tersebut secara teori bisa menghantam semua kota besar China dan pusat fasilitas militer di China timur laut.
”Arti penting rudal ini adalah ia membuat India mampu meningkatkan postur strategisnya di hadapan negara-negara, seperti China, dari sekadar kemampuan membujuk (untuk tidak diserang) menjadi kekuatan gertak yang mumpuni,” kata Monika Chansoria, peneliti di Pusat Studi Peperangan Darat di New Delhi.
China sendiri secara resmi enggan mengomentari peluncuran rudal tersebut. Mereka hanya mengatakan India dan China tidak bermusuhan.