Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suu Kyi Akan ke Luar Negeri untuk Kali Pertama

Kompas.com - 19/04/2012, 15:50 WIB

YANGON, KOMPAS.com — Peraih Nobel Perdamaian dan anggota terpilih parlemen Myanmar, Aung San Suu Kyi, akan bepergian ke luar Myanmar untuk kali pertama dalam 24 tahun terakhir.

Suu Kyi mendapat undangan untuk mengunjungi Norwegia dan Inggris pada Juni, demikian pernyataan dari partainya, Persatuan Nasional untuk Demokrasi (NLD), Rabu (18/4/2012).

Rencana kunjungannya tersebut menjadi salah satu perubahan dramatis di Myanmar, termasuk pemilihan umum (pemilu) bersejarah pada 1 April lalu.

Pada pemilu tersebut, Suu Kyi berhasil memenangi kursi parlemen selama setahun, menggantikan kekuasaan militer yang telah menindas bangsa itu selama hampir lima dekade.

Suu Kyi dijadwalkan akan mengunjungi Kota Oxford, Inggris, tempat dia pernah mengenyam pendidikan tingkat tinggi pada 1970-an, kata juru bicara Partai NLD Nyan Win. "Tapi saya belum tahu mengenai tanggal tepatnya," kata Nyan Win.

Nyan Win juga mengatakan, pihaknya tidak tahu negara pertama yang akan dikunjungi Suu Kyi. Sebelumnya, dia mengisyaratkan bahwa negara pertama itu adalah Norwegia.

Suu Kyi ditahan untuk kali pertama pada 1989 dan baru dibebaskan dari tahanan rumah pada November 2010. Meskipun tidak lagi ditahan, perempuan 66 tahun itu tidak mau meninggalkan Myanmar karena khawatir tidak diperbolehkan pulang.

Dia memperoleh satu dari 43 kursi yang dimenangi partainya pada pemilu sela, menyusul serangkaian pembaruan di bawah pemerintahan Presiden Thein Sein, mantan jenderal militer Myanmar.

Suu Kyi juga memimpin gerakan perubahan di Myanmar, seperti pembebasan tahanan politik, kebebasan bagi media, dialog dengan milisi etnis, dan penyatuan kurs, yang dinilainya sebagai langkah penting dalam memperbaiki perekonomian.

Kemajuan besar

Suu Kyi diundang ke Inggris ketika bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron di Yangon, Jumat (13/4/2012). Dalam pertemuan itu, Suu Kyi mengatakan akan mempertimbangkan undangan tersebut dan tidak menolaknya langsung.

"Dua tahun yang lalu, saya berterima kasih atas undangan itu, tetapi maaf saya tidak bisa," tambahnya.

Keengganan Suu Kyi untuk meninggalkan negaranya menggambarkan tekadnya yang keras dalam menentang junta.

Putri pahlawan kemerdekaan Aung San itu datang ke Myanmar pada April 1988 untuk merawat ibunya yang sakit, Khin Kyi, yang juga mantan duta besar untuk India dan Nepal.

Pada 1990, partainya menang telak dalam pemilihan majelis konstitusi. Namun, junta militer mengabaikan hasil tersebut. Akibatnya, selama dua dekade, kondisi politik antara junta dan kelompok oposisi Suu Kyi mengalami kebuntuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com