Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AL Korsel Teruskan Pencarian Puing-puing Roket Korut

Kompas.com - 14/04/2012, 20:05 WIB

Korea Selatan meneruskan upaya untuk menemukan puing-puing roket Korea Utara yang jatuh ke laut, Jumat 13 April.

Kapal-kapal Angkatan Laut Korea Selatan menjelajahi kawasan yang lebih luas di Laut Kuning, yang diperkirakan menjadi tempat jatuhnya roket Korea Utara tak lama setelah upaya peluncurannya yang gagal. Departemen Pertahanan Korea Selatan mengerahkan sepuluh kapal, termasuk sebuah kapal cegat yang dilengkapi dengan radar sonar.

Laporan-laporan yang belum dikukuhkan menyebutkan kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang berada di sekitar kawasan itu kemungkinan akan ikut bergabung dengan upaya pencarian. Puing-puing roket diharapkan bisa memberi petunjuk tentang situasi teknologi roket dan ruang angkasa Korea Utara serta sebab-sebab kegagalan dalam peluncuran.

Jepang sudah menegaskan tidak ikut dalam upaya pencarian karena keyakinan bahwa tidak ada puing roket yang jatuh ke perairan mereka.

Kemungkinan uji coba nuklir

Bagaimanapun, Wakil Perdana Menteri Jepang, Shu Watanabe, menegaskan akan terus mengamati Korea Utara dengan seksama karena kekhawatiran negara komnunis itu mungkin melakukan uji coba nuklir setelah gagalnya peluncuran roket tersebut. "Ada kemungkinan bahwa (Korea Utara) memaksa diri melakukan uji coba nuklir untuk bangkit dari kegagalan," tutur Shu Watanabe seperti dilaporkan kantor berita Kyodo.

Dia mengakui bahwa kemungkinan itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat namun Jepang perlu berhati-hati dalam beberapa hari mendatang.

Watanabe juga memperingatkan agar Korea Utara tidak menghalang-halangi upaya pencarian Korea Selatan karena akan meningkatkan ketegangan militer.

Peluncuran roket dilakukan untuk memperingati 100 tahun kelahiran pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, yang merupakan kakek dari pemimpin saat ini, Kim Jong Un.

Pemerintah Pyongyang menegaskan bahwa peluncuran roket tersebut untuk membawa satelit ke ruang angkasa, namun sejumlah negara -termasuk Amerika Serikat dan sekutunya- menduganya sebagai kedok untuk melaksanakan uji roba rudal jarak jauh.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com