Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arwah Awak Kapal "Hantui" Southampton

Kompas.com - 14/04/2012, 13:29 WIB

Tiada kota yang paling berduka lebih dari kota Southampton, Inggris, ketika kapal RMS Titanic tenggelam di Samudra Atlantik utara, 15 April 1912. Seabad musibah berlalu, kota itu bagaikan dihantui arwah para awak kapal. Maklum, 549 warga Southampton yang bekerja di kapal tewas saat kapal tenggelam di tengah lautan yang dingin.

Bekerja sebagai pelayan kapal pesiar besar sehebat Titanic bagaikan mimpi berubah nyata bagi kaum pria Southampton, kota pelabuhan di Inggris selatan, tahun 1912. Mereka bekerja keras siang malam, termasuk pada malam Titanic tenggelam setelah menabrak gunung es.

Tiga perempat awak Titanic berasal dari Southampton. Umumnya mereka adalah pelayan bar dan ruang makan, juru mesin, dan berbagai jenis pekerjaan lainnya di kapal. Apalagi, saat itu kapal dipenuhi penumpang kelas menengah atas.

Ketika Titanic bertolak dari Dermaga Southampton menuju New York pada 10 April 1912, warga kota bersukacita, bersorak-sorai, dan penuh haru melepas kapal itu. Situasi berubah kontras ketika lima hari kemudian, atau pada 15 April 1912, tersiar kabar Titanic tenggelam.

Lebih dari 1.500 penumpang dan awak kapal tewas. Sebagian besar tewas karena tidak tahan suhu air yang dingin. Lebih dari sepertiga jumlah korban, tepatnya 549 orang, justru berasal dari Southampton. Mereka meninggalkan keluarga yang jatuh dalam kemiskinan.

”Kisah Titanic sangatlah spesifik karena sebagian besar awak kapal berasal dari Southampton. Kisah itu belum pernah diceritakan di tempat lain sebelumnya,” kata Maria Newbery, kurator SeaCity, sebuah museum baru yang fokus pada awak kapal asal Southampton.

Tak percaya

Berita pertama tentang tenggelamnya Titanic muncul pada halaman depan sebuah koran lokal, hanya beberapa jam setelah musibah. Namun, tak seorang pun percaya.

Ketika kebenaran yang mengerikan mulai terungkap, kota itu diselimuti ”sebuah keheningan yang hebat”, kata Charles Morgan, yang pada saat kapal tenggelam berusia 9 tahun, dalam arsip kota.

”Saya berpikir, hampir tidak ada jalan atau lorong di Southampton yang tidak kehilangan warganya di dalam kapal itu,” kata Morgan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com