juba, kamis
Insiden ini kembali menyulut sentimen rasial dan agama di antara kedua negara bertetangga tersebut. Sejumlah pejabat di Juba, ibu kota Sudan Selatan, menjelaskan, lima bom dijatuhkan di Bentiu, kota negara kesatuan penghasil minyak itu.
”Pasukan Sudan mengebom Bentiu dan bom menyasar jembatan di kota ini,” kata Wakil Menteri Penerangan Sudan Selatan Atem Yaak Atem.
Bom-bom itu dijatuhkan pada waktu fajar dan menargetkan jembatan strategis di tepi kota Bentiu, sekitar 60 kilometer dari perbatasan. Serangan ini merupakan yang terbesar dalam kekerasan selama tiga hari terakhir terkait konflik di daerah kaya minyak Heglig, di dekat perbatasan kedua negara itu.
Pada akhir Maret lalu, kedua Sudan ini bersumpah untuk mundur dari pertempuran sengit di daerah Heglig setelah mendapat tekanan kuat dari masyarakat internasional. Pertempuran antara pasukan Pemerintah Sudan dan pasukan pejuang Sudan Selatan berlangsung selama tiga hari pada saat itu.
Serangan bom Sudan kali ini justru merobek lagi upaya damai yang tengah dirajut. ”Posisi kami tidak ingin pergi berperang kecuali untuk membela diri kami,” kata Atem, sambil menambahkan tidak ada korban yang dilaporkan dari serangan terbaru.
Uni Afrika, PBB, dan AS mendesak Sudan dan Sudan Selatan segera menghentikan pertikaian. Mereka meminta Presiden Sudan Omar al-Bashir segera berdialog dengan pemimpin Sudan Selatan, Salva Kiir, untuk menyelesaikan konflik di Heglig. Perang takkan bisa mengakhiri konflik, tetapi malah terus memperparah keadaan. Namun, Bashir malah menuding Selatan sebagai pihak yang mengundang masalah.