Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerilyawan Tuareg Deklarasikan Kemerdekaan

Kompas.com - 06/04/2012, 14:40 WIB

PARIS, KOMPAS.com - Pemberontak Tuareg Gerakan Nasional bagi Pembebasan Azawad Mali utara (MNLA) Jumat (6/4/2012), mengumumkan "kemerdekaan Azawad" dalam satu pernyataan di laman internet mereka dan melalui seorang juru vicara di televisi France 24.

"Kami dengan tegas mengumumkan kemerdekaan Azawad mulai hari ini," kata Mossa Ag Attaher, yang menambahkan bahwa pemberontak akan menghormati"perbatasan-perbatasan dengan negara-negara lain."

Kelompok-kelompok bersenjata dari gerilaywan Islam menyerang konsulat Aljazair dan menculik tujuh diplomat Kamis (5/4/2012) di tengah  kekhawatiran para petempur yang punya hubungan dengan Al Qaeda mengubah negara itu menjadi negara jahat dan meningkatkan penderitaan penduduk.

Ketika Tuareg berhasil dalam pemberontakan puluhan tahun untuk "membebaskan" tanah air mereka, lawan mereka yang fundamentalis mulai memberlakukan hukum Islam di bagian-bagian Mali utara.

MNLA mengatakan sebagai akibat dari perjuangan mereka yang berhasil bagi satu daerah yang mereka namakan Azawad, mereka menghentikan semua operasi militer mulai Kamis tengah malam.

Ag Attaher mengumumkan: "Kami memiliki peran dan tanggung jawab sepenuhnya untuk mengamankan wilayah ini. Kami telah mengakhiri perang yang sangat penting, kemerdekaan... kini memulai tugas paling besar."

Penculikan konsul Aljazair dan enam anggota stafnya di Gao "disesalkan," tambahnya dan mengatakan kelompoknya menentang tindakan itu tetapi akan berusaha menyelamatkan nyawa mereka.

Suku gurun yang sering berpindah-pindah itu tidak sendiri di utara dan banyak pihak mengatakan ada kelompok Ansar Dine yang dipimpin Iyad Ag Ghaly-- yang mulai memberlakukan hukum Islam-- yang adalah penguasa-penguasa baru gurun itu.

"Dari apa yang kami ketahui, MNLA tidak banyak berperan saat ini tetapi adalah Iyad yang paling kuat dan ia bekerja sama dengan AQIM," kata satu sumber militer Mali kepada AFP sebelumnya, mengacu pada Al Qaeda di Magrib Islam (AQIB).

Pernyataan di laman internet MNLA menegaskan "komitmen kuatnya untuk mewujudkan perdamaian kekal dan akan memprakarsai landasan-landasan institusional bagi satu negara yang didasakan pada satu konstitusi yang demokratis bagi satu Azawad yang merdeka."

Komite eksekutif MNLA menyerukan masyarakat internasional segera mengakui negara yang merdeka itu.

Dipicu oleh ambruknya negara Afrika barat itu, yang pecah menjadi wilayah utara yang dikuasai pemberontak dan wilayah selatan yang dikuasai junta dalam dua pekan sejak satu kudeta, masyarakat internasional berusaha mengatasi konflik itu.

Kementerian Luar Negeri Aljazair mengatakan satu kelompok yang tidak dikenal dan menculik konsulatnya di kota Gao dan enam anggota stafnya.

Para saksi mata mengemukakan kepada AFP para penyerang mengibarkan bendera hitam Salafist yang merupakan simbol gerlyawan Islam yang menduduki Timbuktu dan kota-kota lain di Mali utara.

Amnesti Internasional memperingatkan bahwa Mali utara menghadapi satu malapetaka kemanusiaan setelah pemberontak menjarah pasokan bahan pangan dan obat-obatan di seluruh daerah itu yang telah menghadapi kekurangan pangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com