Gaya Perompakan di Somalia Sulit Ditiru di Asia Tenggara

BANDUNG, KOMPAS.com - Gaya perompakan kapal yang kerap terjadi di perairan Somalia, diyakini sulit menular di kawasan Asia Tenggara, meskipun kejahatan tersebut juga sering terjadi. Definisinya pun diragukan sebagai perompakan, karena terjadi di wilayah perairan sebuah negara.

Hal tersebut diutarakan Robert C Beckman, Direktur Centre for International Law, National University of Singapore, di Bandung, Kamis (5/4/2012).

Dia hadir sebagai salah satu pembicara dalam seminar internasional terkait konvensi hukum laut yang berusia 30 tahun.

Beckman menjelaskan bahwa modus utama dalam perompakan di Somalia adalah membajak kapal, kemudian menyandera seluruh awak kapal dengan tebusan yang tinggi. Aksi tersebut umumnya diawasi oleh kapal induk dari kejauhan.

"Modus yang sama sulit diterapkan di perairan Asia Tenggara, mengingat patroli yang intensif oleh negara-negara yang berbatasan hingga dukungan dari masyarakat yang tinggal di pesisir," kata Beckman.

Yang menjadi masalah, justru definisi perompakan di perairan Asia Tenggara tidak jelas, karena berlangsung di wilayah perairan sebuah negara, biasanya Indonesia. Istilah yang bisa disematkan adalah perampokan di atas laut.

Salah satu kawasan dengan frekuensi yang tinggi adalah sekitar Kepulauan Anamba di selatan Laut Cina Selatan. Sepanjang tahun 2008 hingga Juni 2011 sudah ada 56 kali perampokan di atas laut.