Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romney Hadapi Obama

Kompas.com - 05/04/2012, 03:11 WIB

WASHINGTON DC, SELASA - Mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney hampir pasti menjadi calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik setelah menang di tiga negara bagian. Namun, kemampuannya menghadapi Obama diragukan.

Selasa (3/4) malam, Romney menang mudah dalam rangkaian pemilihan pendahuluan di Negara Bagian Maryland dan District of Columbia, tempat ibu kota AS, Washington DC, berada. Ia juga berhasil mengalahkan pesaing terdekatnya, mantan Senator Rick Santorum, di Wisconsin, tempat Santorum kampanye habis-habisan.

Dengan kemenangan ini, Romney mengumpulkan lebih dari separuh jumlah delegasi minimum yang dibutuhkan untuk lolos sebagai calon presiden (capres) definitif dari Partai Republik. Adapun jumlah delegasi yang dikumpulkan Santorum di tempat kedua bahkan belum ada separuh jumlah delegasi Romney.

Dengan hasil terbaru ini, para pakar strategi politik Partai Republik berpendapat, persaingan antarkandidat republiken secara efektif sebenarnya sudah selesai. ”Bendera (finis) sudah dikibarkan. Kita sudah sampai pada tahap mengerahkan segala daya upaya untuk menghadapi pemilihan umum,” ujar Rich Galen, salah satu pakar strategi.

Romney pun tampak menyadari hal itu, dan mulai fokus menyerang Presiden Barack Obama dalam setiap kampanyenya. ”Tak perlu diragukan lagi, di bawah presiden ini, pemulihan ekonomi yang dilakukan adalah yang paling tanggung, lemah, dan menyakitkan sepanjang sejarah ekonomi kita,” ujar Romney dalam acara Sean Hannity Radio Show.

Namun, secara keseluruhan, kemampuan Romney untuk mengalahkan presiden petahana diragukan. Dari sisi fasilitas, dana kampanye, dan organisasi tim kampanye, Romney kalah jauh dibanding Obama.

Kantor berita Reuters bahkan menyebut Romney telah melangkah dari status juara di kalangan Partai Republik menjadi berstatus underdog di hadapan Obama di pentas nasional AS. ”Sekarang, mantan Gubernur Massachusetts itu menghadapi perjuangan berat saat ia harus menghadapi lawan yang memiliki dana besar dan pergi ke tempat kampanye dengan naik Air Force One,” tulis Reuters.

Kantor berita Associated Press bahkan menyebut Romney akan menghadapi tantangan sejarah. Sejarah mencatat, hanya satu capres Partai Republik yang berhasil mengalahkan presiden petahana dari Partai Demokrat dalam 100 tahun terakhir, yakni saat Ronald Reagan mengalahkan Jimmy Carter pada pemilihan presiden (pilpres) AS 1980.

Dana kampanye yang sudah dikumpulkan Obama dilaporkan mencapai sepuluh kali lipat dana kampanye Romney.

Obama memiliki lebih dari 530 staf kampanye resmi yang tersebar hampir di seluruh negara bagian AS. Sementara Romney baru memiliki sekitar 100 staf, yang sebagian besar berada di Boston, ibu kota Massachusetts.

Mulai menyerang

Obama pun menyadari Romney akan menjadi lawannya dalam pilpres, 6 November nanti. Obama dan tim kampanyenya mulai melancarkan serangan terhadap Romney.

Dalam pertemuan tahunan dengan para pimpinan media yang tergabung dalam Associated Press, Selasa, Obama terang-terangan menyebut nama Romney dan menyerang dia soal rancangan anggaran ”radikal” yang digagas republiken.

Menurut Obama, anggaran negara yang didukung Romney itu adalah sebuah ”Darwinisme sosial”. Itu adalah sebuah istilah yang meminjam teori evolusi dan seleksi alam Charles Darwin untuk menyindir golongan masyarakat yang percaya bahwa hanya kalangan elite orang-orang kaya saja yang akan berhasil.

Obama juga menuduh para tokoh Partai Republik saat ini telah menjadi sangat ekstrem.

Sehari sebelumnya, tim kampanye Obama mulai menayangkan iklan kampanye televisi di enam negara bagian yang menggambarkan Romney sebagai pendukung ”Big Oil”, perusahaan-perusahaan minyak raksasa yang terkenal serakah.

Dengan serangan-serangan awal ini, peta persaingan Obama-Romney dalam kampanye pilpres nanti mulai terlihat.

Keduanya berusaha memikat golongan pemilih independen dengan menggambarkan rivalnya sebagai capres yang terlalu ekstrem bagi mereka. Romney menuduh Obama terlalu liberal, sedangkan Obama menuduh Romney terlalu konservatif.

Golongan independen ini sangat penting karena akan menjadi penentu kemenangan saat dukungan simpatisan Republik dan Demokrat terhadap capres masing-masing sama kuat.

Romney menghadapi tantangan lain, yakni mempersatukan basis pendukung partainya yang masih terpecah. Santorum dan dua rival Romney lainnya, yakni Newt Gingrich dan Ron Paul, masih menolak mundur dari persaingan antarkandidat.

(AP/Reuters/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com