Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Berpotensi Menjadi Pusat Tren Produk Halal

Kompas.com - 05/04/2012, 01:58 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Pasar dunia untuk aneka produk halal dewasa ini cenderung meningkat sejalan dengan peminatnya yang semakin banyak, tidak saja dari negara-negara Muslim, tetapi juga meluas ke negara-negara non-Muslim seperti di Eropa, Amerika, ataupun China.
    
"Situasi pasar seperti ini tentu sangat menguntungkan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia karena aneka produk halalnya punya potensi besar di pasar ekspor," kata Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia, Mulya Wirana, di arena pameran produk halal di Kuala Lumpur, Rabu (4/4/2012).

Bahkan, kata Wirana, tidak tertutup kemungkinan Indonesia menjadi pusat produk halal dunia asalkan didukung dengan produk yang berkualitas, bercita rasa sesuai selera pasar, serta kemasan yang menarik dan juga memiliki harga yang kompetitif.

Dia menyebutkan, Indonesia sebagai negara yang penduduknya mayoritas Muslim tentu memiliki keanekaragaman makanan dan minuman halal yang bila ditangani dengan profesional, tidak saja memiliki pasar di dalam negeri, tetapi juga pasar ekspor.

"Bila ditangani dengan profesional, maka Indonesia bisa menjadi tren aneka produk halal," ungkapnya.

Namun menurutnya, Indonesia harus rajin melakukan pengamatan pasar dan berinovasi dalam produksi serta memperkuat promosi dan pemasarannya untuk meraih semua itu.

"Indonesia harus giat mencari informasi mulai dari produk, kemasan, pola pemasaran, hingga mengetahui selera pasar yang sedang berkembang terhadap aneka produk halal tersebut," ungkapnya.

Sementara itu, Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur, Ani Mulyati, menjelaskan bahwa dalam pameran produk halal International Halal Showcase (Mihas 2012) terdapat 40 pengusaha menengah dan kecil dari Indonesia yang ikut ambil bagian dalam ajang pameran ini.

Menariknya, kata dia, meskipun baru hari pertama pameran, sejumlah peserta dari Indonesia telah mendapatkan sejumlah penawaran kerja sama dari beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, ataupun Timur Tengah. Seperti untuk madu buatan Indonesia, produk itu sudah mendapatkan mitra bisnis dari Timur Tengah. Adapun produk spa (perawatan kesehatan) mendapatkan mitra bisnis dari perusahaan di Malaysia yang berminat, dan kripik pisang mendapatkan mitra bisnis dari pengusaha Filipina.

"Saya berharap pada hari berikutnya, para peserta dari Indonesia akan mampu meraih banyak kerja sama, tidak saja dari pengusaha Malaysia, tetapi juga dari mancanegara, yang hadir dalam pameran ini," kata Ani dengan menyebutkan Indonesia telah mengikuti pameran Mihas ini sejak tahun 2004.

Sementara itu, para peserta Mihas ini diikuti oleh sekitar 29 negara dengan 430 peserta yang ambil bagian dalam pameran tersebut. Indonesia merupakan peserta terbesar dengan membawa 40 pengusaha UKM, selanjutnya China dengan 29 peserta, Belgia (14 peserta), dan Iran dengan 10 peserta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com