Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar Tidak Lagi Menjadi Beban

Kompas.com - 03/04/2012, 11:03 WIB
Tomy Trinugroho A.

Penulis

PHNOM PENH, KOMPAS.com — Pada masa silam, masalah Myanmar selalu menjadi beban bagi ASEAN menjelang pertemuan tingkat tinggi organisasi regional tersebut. Kini, beban tersebut telah hilang setelah Myanmar menggelar pemilihan umum demokratis yang dimenangi Liga Nasional untuk Demokrasi  yang dipimpin tokoh prodemokrasi Aung San Suu Kyi.

Kini masalah Myanmar dapat dikatakan tidak lagi sebagai beban. Dulu, setiap kali ada KTT ASEAN, masalah Myanmar menjadi beban dalam arti menjadi sorotan dunia internasional secara negatif.

"Kini suasananya sangat berbeda. Masalah Myanmar malah menjadi salah satu perkembangan positif yang disambut baik oleh masyarakat internasional," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Selasa (3/4/2012), di Phnom Penh, Kamboja, seperti dilaporkan wartawan Kompas A Tommy Trinugroho.

Sepuluh kepala pemerintahan negara anggota ASEAN, kecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berkumpul di Kamboja untuk menghadiri KTT ke-20 ASEAN. Yudhoyono semula dijadwalkan menghadiri KTT ke-20 ASEAN, tetapi akhirnya batal. Sebagai gantinya, Wakil Presiden Boediono berangkat ke Kamboja.

Menurut Marty, perubahan signifikan terjadi di Myanmar selama satu tahun terakhir. "Kurang lebih satu tahun lalu masih banyak pertanyaan di benak kita dan di kalangan masyarakat internasional, mengenai apakah perubahan yang konon dijanjikan di Myanmar itu benar-benar sifatnya mendasar dan kredibel," ucapnya.

Sepanjang tahun lalu, menurut Marty, Indonesia selaku Ketua ASEAN bekerja keras untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan memastikan agar proses demokratisasi di Myanmar benar-benar tidak bisa dimundurkan kembali. Lewat berbagai upaya, termasuk soal kesepakatan di antara negara-negara ASEAN agar Myanmar menjadi Ketua ASEAN pada 2014, semua pihak kini bisa melihat perubahan dinamika di Myanmar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com