Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Protes Rencana Peluncuran Roket Korut

Kompas.com - 02/04/2012, 09:23 WIB

MANILA, KOMPAS.com — Filipina, Minggu (1/3/2012), mengatakan, telah mengajukan protes atas rencana peluncuran roket Korea Utara kepada perwakilan Pyongyang di PBB, di China, dan di negara-negara Asia Tenggara yang menghadiri pertemuan puncak pada pekan ini.

Seorang diplomat tinggi AS sebelumnya mengatakan, puing-puing peluncuran roket itu diperkirakan akan mendarat di Filipina.

Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan, misi diplomatik Manila di PBB dan di China, sekutu terdekat Pyongyang, diminta untuk mengajukan protes kepada para diplomat Korea Utara. Del Rosario mengatakan, surat protes juga dikirim ke pos-pos diplomatik Korea Utara di negara-negara anggota ASEAN, menjelang pertemuan puncak pada minggu ini.

Filipina menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Utara pada 2000, tetapi Pyongyang tidak punya kedutaan di Manila. Negara itu hanya diwakili seorang utusan yang berbasis di Thailand bukan di Filipina.

"Saya akan mencari kesempatan untuk meningkatkan posisi kami dalam pertemuan ASEAN di Kamboja," kata del Rosario merujuk kepada KTT ASEAN tahunan selama dua hari yang digelar di Phnom Penh, Selasa. Dia menambahkan, rencana peluncuran roket itu jelas melanggar resolusi PBB.

Kurt Campbell, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik, bulan lalu mengatakan bahwa peluncuran roket itu akan berdampak "di daerah sekitar Australia, Indonesia dan Filipina." Ia melontarkan komentar itu dalam sebuah pesan kepada Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr sebagaimana dilaporkan harian Sydney Morning Herald.

Pyongyang bulan lalu mengumumkan akan meluncurkan sebuah roket pada sekitar 12-16 April ini yang bertujuan untuk menempatkan sebuah satelit di orbit. Pengumuman itu langsung memicu kekhawatiran. Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya mengatakan, peluncuran itu adalah uji coba rudal balistik terselubung dan akan melanggar larangan PBB mengenai peluncuran rudal Korea Utara. Washington juga mengatakan, rencana peluncuran itu akan melanggar kesepakatan pada Februari lalu. Saat itu Pyongyang sepakat untuk menghentikan sebagian kegiatan nuklir dan mengakhiri uji coba rudal dengan imbalan bantuan pangan.

Del Rosario mengatakan, Filipina telah meminta Amerika Serikat membagi informasi intelijen tentang peluncuran roket itu. Sementara itu, militer kedua negara berkoordinasi untuk melacak jalur roket tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com