PM Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidato pembukaan menegaskan, bertahan dalam kekuasaan tidak mungkin jika sudah menzalimi rakyatnya. Erdogan minta masyarakat internasional bersatu menghentikan aksi pembantaian di Suriah.
PM Turki itu menuduh rezim Presiden Bashar al-Assad tidak melaksanakan usulan solusi Kofi Annan sampai saat ini.
Sementara itu, PM yang juga Menlu Qatar Sheikh Hamd bin Jasim al Thani menuduh Presiden Assad mengulur waktu dengan berbagai manuver.
Ia tegaskan, bantuan kemanusiaan sampai saat ini belum jalan akibat hambatan yang dibuat rezim Presiden Al-Assad. Ia lalu meminta menggunakan segala cara untuk menekan rezim Presiden Al-Assad agar melakukan reformasi politik dan menghormati hak-hak rakyatnya.
Sebelumnya Menlu AS Hillary Clinton dalam temu pers di kota Riyadh, Arab Saudi, hari Sabtu lalu, seusai bertemu para menlu Dewan Kerjasama Teluk (GCC) mengungkapkan, konferensi para sahabat Suriah membahas empat agenda, yaitu meningkatkan tekanan terhadap otoritas Suriah, membuka dan menyalurkan bantuan kemanusiaan, membangun dan memperkuat pandangan demokrasi kelompok oposisi, dan membantu rakyat Suriah dalam cara mengadili para pejabat yang terlibat dalam aksi kekerasan.
Hillary Clinton dan para menlu GCC menyerukan utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan meletakkan jadwal untuk otoritas Suriah dalam melaksanakan usulan solusinya.
PM Turki Recep Tayyip Erdogan, dalam pertemuan dengan kelompok oposisi Suriah hari Sabtu, juga menekankan misi Kofi Annan bukan tanpa batas waktu. Erdogan mengisyaratkan, jika misi Annan gagal, maka akan menuju lagi ke forum DK PBB.
Sumber-sumber oposisi, seperti dikutip harian Asharq al-Awsat, mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan NATO akan menjalani operasi misi bantuan kemanusiaan di Suriah, seperti dilakukan di Kosovo beberapa tahun lalu, bila misi Kofi Annan mengalami kegagalan.
Di Istanbul, Dewan Nasional Suriah (SNC), Sabtu lalu, bertemu faksi-faksi oposisi lain untuk menyatukan sikap menjelang konferensi para sahabat Suriah.