Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Assad Minta Dukungan BRICS

Kompas.com - 31/03/2012, 02:15 WIB

Kairo, Kompas - Upaya diplomasi utusan khusus PBB untuk Suriah, Kofi Annan, belum menemui titik terang. Presiden Suriah Bashar al-Assad mengirim surat kepada kepala negara anggota BRICS yang bertemu di New Delhi, Kamis (29/3), meminta digelar dialog untuk membahas teknis pelaksanaan solusi yang diusulkan Annan.

Dalam suratnya yang tidak diduga itu, Assad mendesak ada kesepakatan melaksanakan solusi itu di tingkat teknis agar tidak dimanfaatkan kelompok bersenjata.

Solusi yang ditawarkan Annan sebelumnya antara lain penarikan pasukan dan senjata berat dari permukiman penduduk, masuknya bantuan kemanusiaan, pembebasan tahanan politik, kebebasan bergerak, dan mengizinkan wartawan meliput.

Assad menjelaskan telah menyampaikan persetujuan Suriah atas usulan Kofi Annan dengan sejumlah catatan. Seperti diberitakan kantor berita Suriah, SANA, Suriah akan berusaha menyukseskan misi itu.

Namun, Assad mengatakan misi Annan hanya bisa efektif jika bantuan dana dan senjata dari pihak asing kepada kelompok perlawanan diakhiri. Damaskus mendesak negara-negara yang membantu kelompok bersenjata segera menghentikan aksi mereka.

Assad menambahkan, komitmen otoritas Suriah menyukseskan misi Annan harus diimbangi komitmen oposisi menghentikan perlawanan dan meletakkan senjata.

Dalam suratnya kepada kepala negara Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, Assad menegaskan, Pemerintah Suriah siap segera memulai dialog nasional dengan semua pihak yang berkepentingan dengan keamanan dan stabilitas Suriah.

Juru bicara Kofi Annan, Ahmed Fawzi, lewat harian Asharq al-Awsat, meminta Suriah segera melaksanakan usulan solusi Annan. Namun, Fawzi tak memberi batas waktu kepada Assad.

Tak tecermin

Kesediaan Assad menerima usulan solusi Annan tak tecermin di lapangan. Aktivis hak asasi manusia melaporkan bentrokan baru terjadi di provinsi Idlib dan Homs, Jumat. Belum diketahui jumlah korban jiwa, tetapi sehari sebelumnya 60 orang tewas di Homs, Idlib, dan Hama. Dengan demikian, tercatat 160 orang tewas sejak Assad menyampaikan penerimaan Suriah atas usulan solusi damai Annan.

Hal ini menimbulkan kekecewaan banyak pihak. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Mark Turner di Washington, Kamis, mengatakan, pernyataan Assad tidak mengejutkan, namun mengecewakan dan memupus harapan.

Turner meminta Assad segera mungkin menghentikan kekerasan. Ia menuduh pasukan Pemerintah Suriah tak berbuat apa-apa untuk melaksanakan usulan solusi Annan.

Turner mengaku sama sekali tidak melihat penarikan pasukan artileri dan senjata berat pasukan pemerintah dari lapangan ke barak. Suriah juga tidak mengumumkan gencatan senjata agar bantuan kemanusiaan bisa mencapai sasaran.

Pakar dari PBB dan Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dalam laporannya setelah kunjungan ke Suriah, pertengahan Maret lalu, mengungkapkan, lebih dari satu juta penduduk Suriah butuh bantuan kemanusiaan segera.

Namun, permintaan Assad agar kelompok oposisi meletakkan senjata mendapat dukungan dari China. China, yang bersama Rusia dua kali memveto usulan sanksi Dewan Keamanan PBB kepada Suriah, menyatakan dukungan mereka pada usulan Annan. Namun, mereka berkeras tak boleh ada campur tangan internasional di Suriah.

”Kami minta oposisi Suriah menanggapi segera mungkin untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan dialog terbuka dan mencegah kekerasan,” kata jubir Kemlu China, Hong Lei.

Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengumumkan pembentukan komando bersama dewan militer yang tersebar di seluruh provinsi di Suriah untuk mencegah infiltrasi dari pasukan pemerintah. Pimpinan militer di provinsi Homs, Hama, Idlib, Deir el Zor, dan Damaskus akan masuk dalam susunan komando bersama itu. (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com