Kairo, Kompas -
Turki, Qatar, dan negara-negara Barat meminta oposisi bersatu sebelum digelar konferensi para sahabat Suriah yang kedua di Istanbul, awal April nanti. Tercerai-berainya kubu oposisi itu menjadi salah satu faktor yang menghambat terbentuknya satu front yang kuat dalam upaya menumbangkan rezim Al-Assad.
Adapun utusan khusus PBB- Liga Arab, Kofi Annan, mengungkapkan telah menerima dukungan Pemerintah Suriah dan China soal rencana negosiasi untuk mengakhiri konflik berdarah di negeri itu. Annan yakin penerimaan Suriah akan rencana perdamaian adalah langkah awal yang penting yang perlu segera diimplementasikan.
Dukungan Pemerintah Suriah atas rencana perdamaian itu disambut kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC) yang berbasis di Paris. ”Kami harap dapat segera menuju proses perdamaian,” ujar juru bicara SNC, Bassma Kodmani.
Annan mengusulkan enam poin yang mencakup gencatan senjata, dua jam per hari tanpa tembakan untuk mengevakuasi korban, dan dialog politik untuk kepentingan rakyat Suriah.
Seusai bertemu Perdana Menteri China Wen Jiabao di Beijing, Annan mengatakan telah menerima tanggapan ”positif” dari Suriah, juga dari China. Sambutan serupa juga diperolehnya dari Rusia, akhir pekan lalu.
”Kami melakukan diskusi yang konstruktif tentang situasi Suriah dan mereka memberi dukungan penuh,” kata Annan.
Sebelumnya, di Moskwa, Annan menegaskan, rakyat Suriah sendiri yang akan menentukan masa depan Assad. Dia mendesak rakyat Suriah untuk berunding bersama membahas solusi krisis di negaranya.
SNC sebagai faksi utama oposisi mengatakan, tujuan pertemuan Istanbul adalah mencapai kesepakatan nasional bagi Suriah baru. Kesepakatan itu berupa keseragaman tujuan bagi faksi oposisi dalam strategi perjuangan menggulingkan Assad serta membangun masyarakat sipil, plural, dan demokratis.
Ikhwanul Muslimin (IM) Suriah, Senin lalu, mendeklarasikan dokumen soal dasar negara pasca-rezim Al-Assad. Dalam dokumen itu, IM berkomitmen menjadikan Suriah sebagai negara sipil, independen, modern, dan berpijak pada konstitusi sipil yang disusun komite konstituante yang terpilih secara demokratis.
Peluncuran dokumen IM itu untuk memudahkan penyatuan barisan kubu oposisi Suriah.