Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Osama bin Laden Dipakai untuk Bom Bali I

Kompas.com - 26/03/2012, 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliran dana dari Osama Bin Laden untuk pembiayaan bom Bali I pada tahun 2002 silam terungkap dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan terdakwa tindak pidana terorisme Umar Patek.

Hal tersebut terungkap saat Mohammad Ikhsan alias Idris yang juga pelaku Bom Bali I menjadi saksi di persidangan untuk terdakwa Umar Patek, Senin (26/3/2012).

"Uang sebanyak 30.000 dollar Amerika. Muklas sempat bercerita bahwa uang itu diterima dari Osama bin Laden yang diberikan secara bertahap," ungkap Idris.

Selain membeli bahan-bahan peledak untuk melakukan pengeboman di sejumlah tempat di Bali, uang tersebut digunakan untuk untuk pembiayaan kebutuhan sehari-hari, kemudian membeli dua sepeda motor dan sewa kamar, serta rumah kontrakan di Menjangan.

"Sebenarnya ada dana lain, tapi saya tidak tahu dari mana dananya," ujar Idris.

Sebelumnya, dalam kesaksian yang diberikan Ali Imron di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (22/3/2012) dengan terdakwa Umar Patek, diungkapkan pula bahwa Osama bin Laden pernah mengucurkan dana 30.000 dollar AS untuk pembiayaan jihad di Asia Tenggara.

Dana itulah yang digunakan para teroris di Indonesia untuk melakukan peledakan bom di Bali pada tahun 2002.

"Apakah saudara saksi tahu dari mana dana tersebut," tanya jaksa penuntut umum dalam persidangan. "Tahu, itu didapatkan Muchlas dari Osama Bin Laden," ucapnya.

Tetapi ia enggan menerangkan siapa sebenarnya Osama Bin Laden. "Kalau saya terangkan panjang," ucapnya menjawab pertanyaan dalam persidangan.

Menurut Ali Imron, Osama merupakan seorang miliader, kemudian uangnya banyak digunakan untuk membantu perjuangan jihad orang Islam.

Menurutnya, sebelum terjadi bom Bali. pada tahun 2001 Muchlas yang tiada lain kakak kandung Ali Imron bertemu dengan Osama. Ia pun menjelaskan sedikit tentang Al-Qaeda yang santer dibicarakan dunia bahwa pemimpinnya Osama Bin Laden.

Tapi, menurut Ali Imron, kelompok Al-Qaeda merupakan sebutan dari media massa saja, sebenarnya di kalangan mereka dikenal dengan sebutan Mujahidin Afganistan.(Adi Suhendi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Nasional
    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Nasional
    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com