Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Minta China untuk Menekan

Kompas.com - 26/03/2012, 02:24 WIB

SEOUL, MINGGU - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, di Seoul, Minggu (25/3), mendesak China menggunakan pengaruh untuk menghentikan ”perilaku buruk” Korea Utara. Desakan ini terkait dengan program senjata nuklir Korut.

Jika Korut ”tidak mau mendengar”, Obama mengatakan akan mendesak China untuk berani menerapkan sanksi lebih keras dan tegas atas Korut.

Pada awal April mendatang, Korut berencana meluncurkan roket balistik jarak jauh. Ini sekaligus menjadi bagian dari cara mereka untuk merayakan peringatan 100 hari kematian Kim Jong Il, ayah dari pemimpin Kim Jong Un.

”Jika nekat melakukan, peluncuran (roket) itu hanya akan mengisolasi Korut lebih jauh. Mereka seharusnya menunjukkan ketulusan niat. Kita bersedia akomodatif jika mereka juga mau melakukan pembahasan soal bantuan asalkan dibalas dengan perlucutan senjata nuklir,” ujar Obama.

Korut sering kali mengancam dengan melakukan peluncuran rudal, tetapi di balik itu yang dimaui hanyalah bantuan makanan. Korut selalu berkilah bahwa negara itu bukan ingin meluncurkan peluru kendali balistik dan bukan juga yang berhulu ledak nuklir. Dikatakan, peluncuran itu lebih terkait dengan program pengembangan satelit luar angkasa mereka untuk tujuan damai.

”Saya yakin China juga sangat tulus dan tidak menginginkan negeri itu menguasai senjata nuklir,” ujar Obama dalam jumpa pers di Seoul, Korea Selatan. Dia berada di Korsel menjelang konferensi tingkat tinggi global tentang keamanan nuklir.

Obama juga berjanji akan mengangkat isu nuklir Korut tersebut saat bertemu Presiden China Hu Jintao.

Saat berada di Korsel, Obama juga menyempatkan diri mengunjungi zona demiliterisasi yang terletak di perbatasan kedua Korea. Dia menghabiskan waktu sekitar 10 menit di sana. Kunjungan itu adalah yang pertama kali dia lakukan.

Dia menyapa 50 prajurit di Kamp Bonifas. Obama mengenakan jaket pilot pengebom. Dia menyebutkan bahwa mereka berada di perbatasan kebebasan.

Sedikitnya 30.000 prajurit AS dikerahkan di Korsel untuk melindungi sekutunya itu. Kunjungan Obama tersebut diyakini sekaligus menjadi pemberi pesan kuat AS atas komitmennya untuk melindungi Korsel.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com