Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Ditekan Batalkan Peluncuran Roket

Kompas.com - 21/03/2012, 13:24 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Para pemimpin dari lima negara akan membahas cara-cara menekan Korea Utara untuk membatalkan sebuah rencana peluncuran roket saat mereka bertemu pada pertemuan puncak di Seoul minggu depan, kata Presiden Korea Selatan dalam wawancara yang diterbitkan, Rabu (21/3/2012).

Presiden AS, Barack Obama, akan menghadiri pertemuan puncak atau konferensi tingkat tinggi (KTT) tentang keamanan nuklir itu bersama pemimpin China, Korea Selatan, Jepang dan Rusia. Semua negara itu telah terlibat sejak tahun 2003 dalam pembicaraan untuk menutup program nuklir Korea Utara (Korut). "Langkah Korut untuk meluncurkan apa yang disebut satelit itu telah menciptakan sebuah topik diskusi baru di KTT itu, dan itu merupakan waktu yang mendesak," kata Presiden Lee Myung-Bak menjelang perundingan yang akan diadakan pada hari Senin dan Selasa tersebut.

"Lima negara itu memiliki pandangan yang sama mengenai hal itu (rencana peluncuran)," kata Lee sebagaimana dikutip. "Pilihan terbaik bagi lima negara itu adalah untuk membujuk Korea Utara membatalkan rencana tersebut."

Korut yang bersenjata nuklir itu telah mengumumkan akan meluncurkan sebuah roket bulan depan untuk menempatkan sebuah satelit ke orbit. Namun AS dan sekutunya melihat langkah itu sebagai alasan bagi uji coba rudal jarak jauh.

Dewan Keamanan PBB telah menerbitkan sebuah resolusi yang melarang Korut melakukan peluncuran rudal balistik untuk tujuan apapun setelah uji coba rudal dan nuklir negara itu pada 2009. Washington juga mengatakan, rencana peluncuran itu akan melanggar kesepakatan bilateral yang diumumkan pada 29 Februari lalu. Dalam kesepakatan itu, AS menawarkan 240.000 ton bantuan pangan AS tetapi dengan imbalan Korut membekukan tes nuklir dan penundaan tes rudal.

"Tidak peduli apapun alasan Korut, peluncuran itu adalah pelanggaran nyata terhadap Resolusi 1874 Dewan Keamanan PBB," kata Lee kepada harian International Herald Tribune (IHT), harian Korea Selatan JoongAng Ilbo dan media lainnya. "Hal itu melanggar janji dengan semua negara di seluruh dunia."

Kesepakatan AS-Korut telah menimbulkan harapan akan meredanya ketegangan di kawasan itu setelah pemimpin muda Korut, Kim Jong-Un naik tampuk kekuasaan menggantikan ayahnya. "Kami punya harapan yang tinggi, tetapi sekarang kami lihat inilah yang sedang terjadi," kata Lee. "Meski kami tidak dapat mengatakan secara meyakinkan, perkembangan baru itu akan berdampak besar pada penilaian terhadap Korut, terutama dalam hal kepercayaan."

Pemimpin Korsel itu mengatakan, peluncuran roket itu mungkin memberikan Korut "sejumlah keuntungan politik dalam negeri, tetapi kerugian besar di masyarakat internasional".

Menteri Unifikasi Korsel, Yu Woo-Ik, menyebut pelucuran itu provokatif dan membuang-buang uang secara tidak masuk akal."Saya tidak bisa mengekspresikan penyesalan saya untuk tindakan tak masuk akal oleh rezim Korut untuk terus maju dengan peluncuran roket jarak jauh yang sangat mahal sementara rakyatnya menyeberangi perbatasan karena represi politik dan kelaparan, menjadi buronan di negara-negara asing," kata Yu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com