SINGAPURA, KOMPAS.com - Pasar saham Asia pada perdagangan Rabu (21/3/2012) dibuka melemah. Kekhawatiran tentang penurunan pertumbuhan ekonomi China masih menghantui para pelaku pasar. Saham-saham perusahaan pertambangan menjadi sektor yang paling dalam penurunannya di kawasan.
China merupakan pengimpor bahan tambang dari perusahaan-perusahaan Australia dan Indonesia. Penurunan pertumbuhan China dapat juga berarti pelemahan permintaan barang tambang. Seorang eksekutif pada BHP Billiton mengatakan bahwa permintaan bijih besi akan datar saja karena pertumbuhan di negara terbesar kedua di dunia itu melemah.
China merevisi target pertumbuhannya dari 8 persen menjadi 7,5 persen. Data perdagangan juga menunjukkan defisit di awal tahun yang terbesar sejak tahun 1989, melebihi perkiraan para ekonom dan analis.
"Jelas, sinyal melemahnya pertumbuhan ekonomi China berdampak negatif, walaupun masih banyak pertanyaan yang masih belum terjawab. Apakah kita sedang menyaksikan skenario hard landing pada rencana besar China untuk mempertahankan pertumbuhan berkesinambungan dalam jangka panjang ?" tanya Christopher Gore, analis valuta asing pada Go Markets.
Pagi ini, indeks Nikkei Jepang turun 0,2 persen, indeks S&P Australia turun 0,3 persen, Kospi Korea Selatan melemah 0,3 persen dan Selandia Baru melorot 0,1 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.