Gaza City, Senin -
Serangan terbaru menewaskan antara lain seorang pria berusia 60 tahun dan putrinya di kamp pengungsi Jabaliya di utara Gaza. Demikian kata seorang juru bicara rumah sakit. Beberapa jam sebelumnya, seorang remaja juga tewas, tidak jauh dari Beit Lahiya, yang menurut warga Palestina juga telah menjadi salah satu sasaran serangan Israel.
Meski demikian, pihak Israel menegaskan, mereka tidak melakukan serangan apa pun di kawasan itu sejak dini hari. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan untuk melanjutkan serangan kepada militan ”selama masih diperlukan”. Beberapa jam kemudian, pesawat Israel setidaknya melakukan delapan kali serangan di seluruh wilayah itu.
Serangan itu menargetkan fasilitas penyimpanan senjata dan empat tempat peluncur roket di utara Jalur Gaza, serta lokasi peluncur roket di selatan Gaza. Militer Israel tidak segera mengonfirmasi serangan itu. Senin pagi, militer Israel justru mengatakan telah menyerang enam lokasi terpisah. Menurut warga Palestina, serangan itu menyebabkan 38 orang terluka.
Dalam serangan terbaru, Senin, dua orang pertama yang tewas adalah pejuang Palestina. Mereka tewas akibat serangan di Khan Yunis, sebuah kota di selatan. Kedua korban adalah anggota kelompok Jihad; diidentifikasi bernama Raafat Abu Eid (24) dan Hamada Suleiman Abu Mutlaq (24).
Tidak lama kemudian, ledakan menewaskan Nayef Qarmut (15) dan melukai enam remaja lain, dua kritis, di dekat Beit Lahiya. ”Sebuah serangan pesawat tidak berawak menghantam sekelompok siswa yang berjalan di areal kosong saat pulang sekolah,” kata juru bicara pelayanan darurat Adham Abu Selmiya.
Serangan terakhir terjadi di kamp pengungsi Jabaliya yang menewaskan Muhammad Mustafa al-Hasumi (65) dan putrinya, Faiza (35), kata petugas medis.
Penyerbuan itu adalah yang terakhir dalam putaran kekerasan saling balas yang meletus akibat pembunuhan Israel terhadap seorang pejuang senior, Zuhair al-Qaisi, Jumat lalu. Hal itu menyebabkan puluhan serangan udara di Gaza serta lebih dari 120 roket ditembakkan ke Israel.
Militer mengatakan, Qaisi, Ketua Komite Perlawanan Rakyat, terlibat dalam rencana serangan mematikan pada Agustus 2011. Saat itu pejuang Palestina menyelinap melintasi perbatasan dari Semenanjung Sinai, Mesir, dan membunuh delapan warga Israel di gurun Negev selatan.
Netanyahu memperingatkan serangan akan terus dilanjutkan jika ada ancaman. Dia memerintahkan untuk terus menyerang, ”Semua orang yang berencana menyerang Israel.” Dengan demikian, setiap tembakan balasan yang dilakukan dari wilayah Palestina harus dibalas lagi.
Pertumpahan darah di Gaza itu membuat komunitas internasional prihatin. Pemerintah Belgia, Amerika Serikat, dan China meminta Israel menghentikan serangan ke Gaza.(AFP/AP/REUTERS/CAL)