Jos, Senin
Seusai ledakan, serangkaian aksi teror muncul. Tiga jemaat tewas ditembak sejumlah pria bersenjata, tidak jauh dari lokasi ledakan bom.
Teror serupa juga terjadi di Kano, Nigeria utara. Para pria bersenjata melepaskan tembakan beruntun dari mobil terbuka ke pos polisi, Senin (12/3) pagi. Dua polisi terluka akibat tembakan itu.
Menurut Pam Ayuba, seorang juru bicara pemerintah negara bagian, hanya tujuh orang yang tewas akibat ledakan bom itu. Tiga orang lain yang tewas akibat tembakan aparat keamanan yang berusaha membubarkan massa yang berkumpul di lokasi ledakan.
Pelaku aksi serangan bom bunuh diri di gereja itu tidak bisa dikenali karena mayatnya telah hancur. Ayuba menambahkan, bangunan gereja rusak parah akibat ledakan. Atap gereja roboh. Keadaan jenazah pada umumnya juga gosong, dan nyaris tidak bisa dikenali lagi. Bahkan, ada korban dengan anggota tubuh yang terpisah.
Ayuba menjelaskan, sejumlah korban dalam kondisi kritis akibat serangan bom bunuh diri itu. Pelaku meledakkan dirinya dengan menabrakkan mobilnya ke gerbang Gereja Katolik St Finbar saat umat meninggalkan gereja seusai misa Minggu pagi.
Pengeboman itu merupakan serangan kedua terhadap sebuah gereja di kota Jos dalam dua pekan ini. Serangan sebelumnya terjadi pada 26 Februari lalu. Saat itu Boko Haram, salah satu sayap Al Qaeda di Afrika barat, menewaskan tiga orang dan mencederai 50 orang saat bom diledakkan di tengah jemaat sedang melakukan ibadah.
Kota Jos tegang setelah ledakan bom terbaru itu. Ada kekhawatiran akan terjadi aksi balasan. ”Ada isu mengenai pembalasan, tetapi kami berharap aparat keamanan bisa mengendalikan situasi,” kata A Danjuma Aliyu dari Badan Penanganan Darurat Nasional.
Aksi terorisme terbaru itu tentu membuat publik khawatir soal peningkatan konflik sektarian. Jos terletak di lintasan tengah negara, yang memisahkan kawasan utara yang berpenduduk mayoritas Muslim dan selatan yang didominasi Kristen.
Aparat keamanan menduga kelompok Boko Haram berada di balik aksi kekerasan itu.(AP/REUTERS/AFP/CAL)