Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Tewaskan Komandan Pejuang Palestina

Kompas.com - 10/03/2012, 07:25 WIB

GAZA CITY, KOMPAS.com  - Serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan pemimpin Komite Perlawanan Rakyat (PRC), kata kelompok pejuang Palestina itu, Jumat (9/3/2012).  PRC mengatakan, dua orang Palestina yang tewas dalam serangan itu adalah Sekretaris Jendral Zohair al-Qaisi dan anggota lain PRC, Mahmud Halani.

Serangan Israel itu dilakukan hanya beberapa jam setelah pejuang Palestina menembakkan mortir ke wilayah Israel. Beberapa petugas medis mengatakan kepada AFP, seorang ketiga terluka parah dalam serangan itu, yang dilancarkan terhadap sebuah mobil yang sedang melakukan perjalanan di daerah Tel El-Hawa, sebelah barat Kota Gaza.

Israel mengatakan, Qaisi "termasuk pemimpin yang merencanakan, mendanai dan mengarahkan" serangan lintas-batas mematikan ke Israel dari Sinai Mesir pada Agustus lalu, dan juga operasi-operasi lain.

Sebelumnya Jumat, pejuang Palestina di Gaza menembakkan dua proyektil ke Israel selatan, namun tidak menimbulkan kerusakan atau korban, kata militer. Seorang juru bicara mengatakan sebelumnya, yang ditembakkan itu adalah roket, namun radio militer kemudian menyebutnya sebagai mortir.

Menanggapi kematian pemimpinnya, juru bicara sayap militer PRC, Abu Ataya, mengatakan kepada AFP, "Kami akan membalas dengan sangat keras kejahatan (Israel) ini."

Sejak awal tahun ini, pejuang Palestina di Jalur Gaza menembakkan lebih dari 50 roket ke Israel selatan, menurut data militer. Pada Desember 2011, delapan orang tewas dalam serangkaian serangan udara Israel, enam di antaranya gerilyawan.

Kekerasan berlangsung di dan sekitar Gaza pada November namun tidak memburuk ke tingkatan seperti yang terjadi pada 29-30 Oktober yang menewaskan 12 gerilyawan Palestina dan seorang warga Israel. Kelompok-kelompok pejuang Palestina menyatakan, mereka melaksanakan gencatan senjata yang ditengahi Mesir namun akan membalas jika diserang Israel.

Daerah sekitar perbatasan Gaza relatif tenang selama beberapa pekan setelah gelombang kekerasan pascaserangan gerilya 18 Agustus di Israel selatan yang menewaskan delapan orang Israel.

Para pejabat Israel mengatakan, pelaku serangan itu berasal dari Jalur Gaza dan menyeberang ke wilayahnya dekat kota pesisir Laut Merah Eilat melalui Semenanjung Sinai Mesir.

Lima personel keamanan Mesir dan tujuh orang bersenjata juga tewas dalam kekerasan pada hari itu.

Suasana memanas antara Hamas dan Israel sejak serangan lintas-batas itu. Sejumlah orang Palestina tewas dalam gempuran-gempuran udara Israel ke Gaza setelah itu.

Bulan Juli terjadi kenaikan dalam serangan roket dan proyektil lain yang ditembakkan dari Gaza ke Israel, mengakhiri bulan-bulan tenang setelah meletusnya kekerasan pada April ketika sebuah rudal anti-tank menghantam bis sekolah Israel, yang menewaskan seorang remaja.

Israel membalas serangan itu dengan gempuran udara yang menewaskan sedikitnya 19 orang Palestina dalam kekerasan mematikan sejak ofensif 22 hari di Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009. Israel meluncurkan perang 22 hari itu dengan dalih menghentikan serangan-serangan roket dan mortir.

Jumlah serangan dari wilayah kantung Palestina itu mengalami penurunan dramatis sejak perang itu, meski sepanjang tahun 2010 hampir 200 roket ditembakkan ke Israel, kata militer.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa beberapa tahun lalu.

Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza dua tahun lalu dengan dengan alasan menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com