Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petinggi Suriah Membelot

Kompas.com - 09/03/2012, 02:18 WIB

Kairo, Kompas - Deputi Menteri Perminyakan Suriah Abdo Hussameldin, Rabu (7/3) malam, menyatakan membelot. ”Saya, Abdo Hussameldin, Deputi Menteri Perminyakan Suriah, mengumumkan pembelotan saya dari rezim dengan mengundurkan diri dari jabatan saya dan partai sosialis Baath,” ucapnya lewat situs YouTube.

Ia juga menyatakan bergabung dengan revolusi rakyat karena siapa pun tak bisa menerima perlakuan kejam dari rezim dan pengikutnya terhadap tuntutan rakyat untuk meraih kebebasan.

Hussameldin menjadi pejabat sipil tertinggi Suriah dalam jajaran pemerintahan Presiden Bashar al-Assad yang membelot, sejak meletus unjuk rasa rakyat menentang rezim Assad pada bulan Maret 2011.

Assad menunjuk Hussameldin (58) sebagai Deputi Menteri Perminyakan pada 25 Agustus 2009. Pria yang memiliki seorang istri dan empat anak itu meraih gelar sarjana teknik perminyakan dari Fakultas Teknik Kimia dan Perminyakan Universitas Baath.

Hussameldin memastikan absen dari kongres Partai Baath yang akan digelar beberapa hari mendatang. Menurut dia, keputusan membelot diambil meskipun dia menyadari rezim akan membakar rumah dan memburu keluarganya.

”Saya tidak mau ikut andil dalam tindakan kejahatan rezim. Saya sampaikan kepada rezim yang mengklaim pemilik tanah: Anda tak punya pijakan tanah saat menggerakkan tank untuk membunuh orang-orang tak berdosa, dan hanya menyeret negara ke arah keambrukan lantaran sikap keras dan kesombongan Anda, serta sikap yang mengabaikan realitas,” ujarnya.

Positif

Di Damaskus, otoritas Suriah menyambut positif proposal damai China yang terdiri dari enam butir. Proposal damai China itu disampaikan utusan khusus China untuk Suriah, Li Huaxin, yang tengah berada di Damaskus.

Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem seusai bertemu Li menyatakan, Suriah menghargai sikap China dan menyambut baik pandangan China itu.

Proposal damai China itu, seperti diberitakan harian Asharq al Awsat, adalah, pertama, mengakhiri secara menyeluruh dan tanpa syarat segala bentuk aksi kekerasan, baik yang dilakukan pemerintah maupun oposisi. Kedua, menggelar dialog komprehensif antara pemerintah dan oposisi di bawah mediator utusan khusus PBB dan Liga Arab, Kofi Annan. Ketiga, memberdayakan peran sentral PBB dalam koordinasi penyaluran bantuan kemanusiaan dengan menghormati kedaulatan Suriah.

Keempat, menolak campur tangan militer asing untuk tujuan mengganti rezim. Kelima, anggota Dewan Keamanan PBB harus menghormati piagam PBB dan aturan main hubungan internasional. Keenam, menghormati aspirasi rakyat Suriah untuk menentukan masa depan negerinya.

Annan, mantan Sekretaris Jenderal PBB yang ditunjuk sebagai utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, di Kairo, Kamis, berkonsultasi dengan Sekjen Liga Arab Nabil al-Arabi dan Menlu Mesir Muhammad Amr perihal isu Suriah.

Annan juga akan menemui menlu negara-negara Arab, Jumat ini. Menlu Arab akan menggelar sidang Liga Arab tingkat menlu di ibu kota Mesir itu untuk membahas isu Suriah. Adapun Annan dijadwalkan berangkat ke Damaskus, akhir pekan ini, untuk membujuk Assad mengakhiri aksi kekerasan di negaranya. Annan dalam misinya di Suriah dibantu deputinya, mantan Menlu Palestina Nasser al-Qudwa.

Sumber diplomatik seperti diberitakan harian Al Hayat mengungkapkan, AS dan Uni Eropa berbeda pendapat soal isu Suriah. Uni Eropa bersikap lebih keras, yakni rezim Assad harus mundur tanpa kompromi. Adapun AS lebih realistis dengan menghendaki Rusia dan China menjadi bagian dari upaya menumbangkan rezim Assad. (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com