Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tuduh Libya Tampung Pemberontak Suriah

Kompas.com - 08/03/2012, 12:59 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Duta Besar Rusia di PBB, Rabu (7/3/2012), menuduh pemerintah Libya mendukung sebuah kamp pelatihan bagi pemberontak Suriah yang menyerang pemerintah Damaskus.

Tuduhan-tuduhan Duta Besar Rusia, Vitaly Churkin, itu memicu kehebohan diplomatik dengan pejabat Perdana Menteri Libya, Abdel Rahim al-Kib, di Dewan Keamanan PBB. "Kami telah menerima informasi bahwa di Libya ada, dengan dukungan pemerintah, pusat pelatihan khusus bagi kaum revolusioner Suriah dan orang-orang ini dikirim ke Suriah untuk menyerang pemerintah yang sah," kata Churkin dalam sebuah pertemuan dewan tentang  Libya.

"Ini benar-benar tidak dapat diterima sesuai dengan semua standar hukum. Aktivitas ini merusak stabilitas di Timur Tengah. Kami pikir bahwa Al Qaeda berada di Suriah. Dan sekarang ada pertanyaan - apakah ekspor revolusi itu berubah menjadi ekspor terorisme?," kata Churkin.

Rusia merupakan sekutu terdekat Suriah serta pengecam keras terhadap tindakan Barat yang mendukung para pemberontak yang menjatuhkan orang kuat Libya, Muamar Khadafy. Rusia dan China telah memveto dua resolusi untuk Suriah di Dewan Keamanan PBB.

Duta Besar Rusia itu membuat tuntutan baru bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) hendaknya meminta maaf atas kematian warga sipil dalam serangan di Libya tahun lalu dan memberikan uang kompensasi. China mendukung desakan-desakan bagi penyelidikan lebih lanjut atas kematian banyak warga sipil di negara itu.

Pernyataan-pernyataan itu kontan mendapat tentangan keras dari perdana menteri Libya dan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Susan Rice. Al Kib mengatakan, pemerintah Libya telah menyelidiki semua kematian warga sipil bekerja sama dengan NATO.

"Ini masalah menyangkut darah rakyat Libya dan seharusnya tidak menjadi masalah propaganda politik untuk satu negara terhadap negara lain," katanya kepada Dewan Keamanan. "Saya berharap, alasan untuk mengangkat hal ini tidak akan menghambat atau mencegah masyarakat internasional untuk campur tangan dalam situasi lain di negara di mana rakyat  mereka dibantai," kata Al Kib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com