Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempromosikan Daging Kambing pada Orang Belanda

Kompas.com - 08/03/2012, 09:41 WIB

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Peternak kambing di Belanda punya masalah. Orang Belanda memang penggemar keju dan susu kambing. Tapi mereka tidak suka dagingnya. Padahal sebagian dari kambing yang diternak adalah kambing jantan, yang hanya bisa dikonsumsi dagingnya.

Universitas Wageningen meminta biro penasihat untuk mempromosikan daging kambing kepada orang Belanda.  Sektor peternakan kambing merupakan sektor relatif muda di Belanda. Lima belas tahun lalu jarang sekali dijual  produk-produk olahan dari kambing. Tapi tahun-tahun belakangan, keju, susu dan yoghurt kambing semakin populer.

Persoalannya, demikan laporan Radio Nederland, Rabu (7/3/2012), daging kambing belum diminati orang Belanda. Ini menjadi masalah besar bagi sektor peternakan kambing. Agar dapat menghasilkan susu, induk kambing harus melahirkan anak kambing. Tapi anak kambing jantan tidak menguntungkan si peternak. Sementara itu tidak semua kambing betina cocok sebagai penyuplai susu. Akibatnya, sektor peternakan kambing mengalami surplus 225 ribu anak kambing.

Sebagian besar dari surplus itu disembelih dan diekspor ke Eropa Selatan untuk dikonsumsi. Kebanyakan anak kambing lainnya disuntik mati.

Biro penasihat The Green Peas kini ditugaskan meneliti peluang pasar untuk “kambing yang dibiakkan secara sinambung.” Atau, dengan kata lain: bagaimana bisa mendorong orang Belanda makan daging kambing?

Rasanya cukup enak, kata Geert van Wersch, pakar pangan The Green Peas dalam harian Trouw. “Kadar lemaknya rendah, dan rasanya manis serta berbumbu, sedikit mirip daging rusa.”

Tapi di bagian lain di dunia, daging kambing justru sangat digemari. Di Eropa Selatan, Asia, Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin, makan daging kambing sudah menjadi hal biasa. Orang Peru misalnya penggemar seco de cabrito, kambing bakar disajikan dengan kacang-kacangan dan nasi.  Di Indonesia, sate kambing sangat populer. Di (bekas) Antilia, orang suka menyantap kari kambing.

Di Belanda daging kambing belum populer. Bulan-bulan belakangan Van Wersch mendatangi beberapa restoran, katering dan pasar swalayan. Ia memperoleh banyak ide baru.

“Pasar swalayan bisa menjual kari kambing, sate kambing, burger kambing atau daging kambing yang sudah dipotong-potong, mempermudah pembeli dalam memasak semur kambing misalnya.”

Beberapa peternak kambing biologis membuka situs web untuk memperkenalkan daging kambing kepada rakyat Belanda: www.geitenvlees.com. Situs web ini menyajikan informasi, resep dan penyuplai daging kambing.

Selain itu juga ada informasi tentang alamat tempat penyicipan pelbagai resep daging kambing dan workshop memasak lengkap dengan pengalaman peserta.

Hasilnya, orang Belanda ternyata suka daging kambing. Menurut pakar pangan Van Welsch tidak mengherankan bahwa daging kambing di Belanda belum begitu dikenal. “Selain tukang daging Islam, situs web geitenvlees.com dan jumlah kecil pasar, daging tersebut jarang dijual di Belanda.”

Namun Van Welsch tetap punya harapan. “Kambing adalah hewan bagus yang tumbuh di tanah sendiri dengan kadar lemak yang rendah. Lagipula, konsumen Belanda semakin berani mencoba sesuatu yang baru di bidang kuliner.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com