Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama: Situasi di Suriah Memilukan

Kompas.com - 07/03/2012, 15:12 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden AS Barack Obama menggambarkan situasi di Suriah "memilukan" tetapi mengatakan bahwa intervensi militer AS akan menjadi sebuah kesalahan.

Obama mengatakan Presiden Bashar al-Assad akan jatuh, seperti dikator lain yang jatuh, tetapi AS akan mencoba untuk meraihnya dengan mengisolasi Suriah. Sementara di Suriah, kekerasan terus terjadi dan semakin banyak korban tewas di sejumlah wilayah Suriah.

Komunitas internasional kemudian terpecah dalam mencari cara untuk mengakhiri kekerasan di Suriah. PBB mengatakan lebih dari 7.500 orang tewas akibat kekerasan di Suriah selama 12 tahun.

Dalam konferensi pers pertama di tahun 2012, Obama memperingatkan kritiknya untuk tidak melupakan biaya perang. Dia menolak perbandingan dengan Libia, dan mengatakan masalah Suriah lebih sulit.

Di Libya, pemberontak didukung oleh serangan udara Nato setelah beberapa bulan kerusuhan untuk menggulingkan Kolonel Muammar Khadafy, dan AS telah "bekerjasama penuh di wilayah itu," kata Presiden. "Gagasan bahwa cara untuk menyelesaikan setiap masalah adalah dengan mengirimkan militer kami, tidak diketahui kebenarannya dimasa lalu dan tidak benar untuk saat ini," kata Obama.

"Kami harus berpikir keras bahwa kami lakukan akan efektif - tetapi juga melalui kepentingan keamanan AS."

Senin lalu, Senantor AS John McCain - saingan Obama pada pemilu presiden 2008 lalu- meminta AS melakukan serangan udara terhadap pasukan Suriah.

Pasukan keamanan Suriah melanjutkan serangan di kota-kota yang menjadi basis pemberontak pada Selasa (7/3), seperti disampaikan oleh aktivis, sementara Presiden Assad mengatakan sedang berperang melawan "teroris".

Seorang anak laki-laki dan lima tentara dilaporkan tewas dalam serangan di selatan Kota Herak, basis Tentara Pembebasan Suriah FSA.

Bantuan kemanusiaan

Komite Koordinasi Lokal LCC, sebuah jaringan aktivis Suriah, mengatakan 35 orang tewas oleh pasukan keamanan di seluruh Suriah pada Selasa (6/3).

Dua puluh orang tewas di Homs, termasuk 13 orang dari dua keluarga, yang diduga meninggal akibat serangan pisau oleh personil pasukan keamanan dan milisi pro pemerintah di distrik Baba Amr.

Palang Merah Internasional ICRC dan Bulan Sabit Suriah masih dilarang untuk memasuki Baba Amr.

Badan PBB untuk urusan pengungsi UNHCR mengatakan lebih dari 1.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak dari seluruh Homs, telah menyebrang ke perbatasan ke Libanon untuk mengungsi.

Perwakilan sekjen PBB untuk kemanusiaan Valerie Amos akan tiba di Damaskus pada Rabu (7/3).

Dia mengatakan tujuannya adalah untuk "menyampaikan desakan kepada semua pihan untuk mengijinkan akses kepada petugas kemanusiaan sehingga mereka dapat mengevakuasi dan mengirimkan bantuan".

AS mengatakan telah mengusulkan sebuah resolusi baru Dewan Keamanan PBB untuk Suriah.

Duta besar dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan akan bertemu di kantor pusat PBB pada Selasa, bersama dengan Maroko sebagai perwakilan negara Arab.

Rusia dan Cina telah memveto resolusi sebelumnya, dan mengatakan itu tidak berimbang dan hanya meminta pemerintah untuk menghentikan serangan.

Rusia menyebutkan bahwa sikapnya terhadap Suriah tidak berubah setelah Vladimir Putin terpilih kembali sebagai Presiden, pada akhir pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com