Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Misterius Hancurkan Pesawat Tempur Yaman

Kompas.com - 05/03/2012, 06:14 WIB

SANAA, KOMPAS.com - Sebuah ledakan "misterius" menghancurkan sebuah pesawat militer Yaman di pangkalan angkatan udara dekat bandara internasional Sanaa, Minggu, namun dilaporkan tidak ada korban dalam peristiwa itu. Demikian dikatakan seorang teknisi bandara yang keberatan disebut jatidirinya kepada AFP.

"Sebuah pesawat Antonov meledak dalam kondisi misterius ketika sedang berada di landasan pacu pangkalan angkatan udara Dulaimi," kata teknisi itu, dengan menambahkan bahwa tidak ada orang yang cedera dalam ledakan tersebut.

"Tidak ada korban akibat ledakan itu, dan penyebabnya masih belum diketahui," tambahnya, Minggu (4/3/2012).

Tahun lalu, ledakan-ledakan tengah malam mengguncang pangkalan udara tersebut, menghancurkan tiga jet tempur Yaman dan merusak beberapa pesawat lain.

Sejumlah pejabat mengatakan, ledakan pada 30 Oktober itu tampaknya disebabkan oleh bom yang dipasang di dalam pesawat-pesawat itu.

"Penyerang-penyerang tak dikenal tampaknya memasang bom di dalam jet-jet tempur yang berisi amunisi untuk persiapan misi tempur yang direncanakan Senin pagi," kata seorang pejabat militer pada saat itu.

Tidak ada laporan mengenai korban atau klaim tanggung jawab atas ledakan tahun lalu itu. Demonstrasi di Yaman sejak akhir Januari 2011 yang menuntut pengunduran diri Saleh telah menewaskan ratusan orang.

Dengan jumlah kematian yang terus meningkat, Saleh, sekutu lama Washington dalam perang melawan Al-Qaida, kehilangan dukungan AS.

Pemerintah AS mengambil bagian dalam upaya-upaya untuk merundingkan pengunduran diri Saleh dan penyerahan kekuasaan sementara, menurut sebuah laporan di New York Times.

Para pejabat AS menganggap posisi Saleh tidak bisa lagi dipertahankan karena protes yang meluas dan ia harus meninggalkan kursi presiden, kata laporan itu.

Meski demikian, Washington memperingatkan bahwa jatuhnya Saleh selaku sekutu utama AS dalam perang melawan Al-Qaida akan menimbulkan "ancaman nyata" bagi AS.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaida di Semenanjung Arab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com