Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Bisa Bergabung dengan Israel untuk Serang Iran

Kompas.com - 02/03/2012, 16:26 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Sejumlah pejabat AS meningkatkan peringatan bahwa negara adidaya itu bisa saja bergabung dengan Israel dalam menyerang Iran jika republik Islam tersebut tidak berniat untuk menghilangkan kecemasan bahwa program riset nuklirnya bertujuan untuk memproduksi senjata.

Kamis (1/3/2012), atau empat hari menjelang Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dijadwalkan tiba di Washington untuk bertemu dengan Presiden Barack Obama, Kepala Staf Angkatan Udara AS, Jenderal Norton Schwartz, mengatakan, para Kepala Staf Gabungan telah menyiapkan opsi militer untuk menyerang situs-situs nuklir Iran jika terjadi konflik. "Apa yang bisa kami akukan, Anda tidak akan ingin berada di daerah itu," kata Jenderal Schwartz.

Pernyataan Schwartz itu berbeda dengan pernyataan Gedung Putih sehari sebelumnya. Gedung Putih, Rabu, memperingatkan, setiap aksi militer terhadap Iran akan menciptakan "ketidakstabilan yang lebih besar" yang dapat mengancam keselamatan warga Amerika Serikat di Afganistan dan Irak. "Setiap aksi militer di wilayah itu mengancam ketidakstabilan yang lebih besar di kawasan tersebut," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney. Menurut Carney, sejauh ini, AS tidak punya bukti bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.

Namun para pejabat Pentagon, sebagaimana dikutip Washington Post, mengatakan, opsi militer sedang dipersiapkan, dimulai dengan menyediakan pengisian bahan bakar bagi pesawat-pesawat udara Israel, termasuk menyerang pilar-pilar dari rezim ulama itu, serta Korps Garda Revolusi Islam dan pasukan elitenya yaitu Qods, pangkalan-pangkalan militer dan Departemen Intelijen dan Keamanan Iran. Para pejabat AS itu tidak mau diungkap jatidirinya karena rencana-rencana Pentagon itu dirahasiakan.

"Tidak ada kelompok di Amerika yang lebih bertekad untuk mencegah Iran meraih senjata nuklir ketimbang para Kepala Staf Gabungan," kata Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Martin Dempsey kepada Komite Anggaran Kongres, Rabu.

Secara terpisah, sejumlah pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada The Washington Post bahwa para perencana militer AS semakin yakin bahwa serangan berkelanjutan dengan bom penghancur bunker Angkatan Udara AS bisa menguburkan pembangkit pengayaan uranium Iran di Fordo.

Peringatan terbaru AS tentang kemungkinan aksi militer terhadap Iran muncul setelah pertemuan antara pejabat tinggi Israel dan pemerintahan Obama gagal mengatasi perbedaan soal kapan sebuah serangan perlu dilakukan, demikian menurut sejumlah pejabat kedua negara yang telah berpartisipasi dalam diskusi itu. "Karena, dalam pikiran Israel, dan yang lebih penting dalam pikiran Iran, ada ketidakpastian tentang keinginan pemerintah (AS) untuk bertindak, sangat penting bahwa kita tidak hanya mengatakan semua pilihan tersedia di atas meja, tetapi juga menunjukkan itu dengan beberapa cara terbuka," kata anggota Partai Rebulik dari Michigan, Mike Rogers, yang mengepalai Komite Intelijen Kongres.

Perbedaan utama antara AS dan Israel, kata para pejabat AS, adalah soal di mana menarik garis pada program nuklir Iran. Para pejabat pemerintahan Obama telah menyatakan, pemicu aksi militer haruslah sebuah keputusan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk memperkaya uranium melebihi level 20 persen saat ini, yang mendukung pembangkit listrik nuklir, ke level pembuatan senjata di 85 atau 90 persen.

Para pejabat intelijen AS dan Israel mengatakan, mereka sepakat bahwa keputusan seperti itu menyulitkan pendeteksian hingga pada suatu waktu setelah senjata sudah dibuat.

Selagi rekan-rekan Amerika mereka berfokus pada pengayaan, para pejabat Israel menggambarkan program nuklir Iran sebagai bangku berkaki tiga yang juga mencakup sejumlah upaya di lokasi berbeda untuk mengembangkan hulu ledak rudal yang mampu membawa senjata nuklir, sebuah pemicu ledakan nuklir dan komponen lain dari perangkat nuklir. Walaupun para pejabat Israel mengatakan kepada pihak AS bahwa kemampuan mereka untuk menyerang Iran lebih besar dari yang dikira banyak orang, fasilitas pengayaan Iran di Natanz dan Fordo akan sangat sulit bagi Angkatan Udara Israel untuk hancurkan dengan senjata andalan mereka, GBU-28.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com