Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Senjata Internasional Meningkat

Kompas.com - 28/02/2012, 15:23 WIB

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Penjualan senjata internasional terus meningkat meski krisis melanda. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), penjualan senjata di tahun 2010 meningkat sebesar 1 persen.

Peningkatan tidak lagi sebesar tahun-tahun sebelumnya. Sejak 2002, penjualan senjata skala internasional meningkat 60%, mencapai lebih dari 305 miliar euro di tahun 2010.

Negara-negara Amerika dan Eropa barat mendominasi daftar top 100. Perusahaan-perusahaan Cina tidak masuk dalam daftar tersebut. Menurut Susan Jackson, ketua penelitian SIPRI, Cina tidak menyertakan dokumen-dokumen yang terpercaya.

Peningkatan yang lebih lambat

Belum jelas apakah penjualan senjata akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang, kata Susan Jackson. Gara-gara krisis, banyak negara yang mengurangi pembelian senjata. Lagipula, penarikan pasukan Amerika Serikat dari Irak juga mengurangi permintaan terhadap senjata. Namun Jackson memprediksi bahwa produksi senjata tidak akan terlalu berubah.

Rupanya ada tren lain yang muncul. Pihak militer akan semakin banyak memanfaatkan pengetahuan dan keahlian perusahaan swasta untuk mengelola dan memelihara sistem militer. Terutama karena mereka tidak lagi memiliki tenaga yang memiliki kapasitas dan pengetahuan teknis setelah anggaran ditekan.

Trend-trend baru

Jackson juga melihat trend baru. Negara-negara seperti Brazil, India dan Turki lebih berinvestasi dalam industri senjata mereka.

"Hal ini terutama disebabkan oleh pencitraan yang kuat dan bergengsi di wilayah mereka sendiri. Dengan begitu, mereka jadi tidak terlalu bergantung kepada impor. Mereka menciptakan posisi kuat yang dapat digunakan untuk mendorong kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat dan Eropa."

Namun menurut Jackson, negara-negara tersebut tidak cukup kuat untuk mengalahkan Amerika Serikat dan Eropa dalam pasar senjata.

Dalam daftar top 100, Belanda terutama diwakili oleh Thales, perusahaan yang berasal dari Prancis. Di enam cabangnya yang berbeda di Belanda, sebanyak 2.000 tenaga kerja terlibat dalam produksi antara lain instalasi radar, sistem komunikasi dan kamera pengintai infra merah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com