Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hillary: Oposisi Suriah Belum Bersatu

Kompas.com - 27/02/2012, 13:30 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, Minggu (26/2), mengatakan kaum oposisi Suriah belum bersatu dan berikrar akan terus menekan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Dalam wawancara dengan CNN, Hillary mengatakan, oposisi di Suriah, termasuk Dewan Nasional Suriah, belum jadi jenis kekuatan oposisi yang bersatu yang telah menggulingkan pemimpin Libya, Moamar Khadafy tahun lalu. Ia mengatakan, oposisi di Libya yang dipimpin oleh Dewan Peralihan Nasional (NTC) di negeri itu dan berpusat di kota Benghazi memberi Barat "alamat" untuk mengirim dukungan.

"Kami tak menghadapi itu di Suriah," kata Hillary kepada CNN. "Dewan Nasional Suriah (SNC) berusaha sebaik mungkin tapi tentu saja, itu belum menjadi oposisi yang bersatu."

Hillary berikrar, AS akan terus bekerja sama dengan semua mitranya guna mempertahankan tekanan terhadap pemerintah Bashar. Peserta dari 70 negara dan wilayah, termasuk Hillary, berkumpul dalam pertemuan pertama "Teman-teman Suriah" di ibu kota Tunisia, Tunis, Jumat lalu. Mereka menyerukan gencatan senjata segera guna memungkinkan bantuan kemanusiaan memasuki negeri tersebut.

Kelompok itu juga mengakui SNC sebagai "wakil sah" bagi rakyat Suriah. Presiden AS Barack Obama, Jumat, berikrar ia akan terus mempertahankan tekanan atas pemerintah Suriah dan menggunakan "semua alat yang tersedia" guna menghentikan pembunuhan di Suriah.

Hari Minggu, Menteri Urusan Luar Negeri Lebanon, Adnan Mansour, sebagaimana dikutip media lokal, mengatakan negaranya takkan mengakui kelompok oposisi Suriah, Dewan Nasional Suriah. Mansour mengatakan kepada TV Rusia, dialog adalah satu-satunya cara mengakhiri krisis politik saat ini di Suriah.

Menurut Mansour, Lebanon akan menghadapi masalah di berbagai tingkat, kalau saja pemerintah memutuskan untuk menerapkan sanksi terhadap tetangga terbesarnya itu. Ada kemajuan oleh pemerintah Suriah untuk melakukan pembaruan, kata Mansour. Ia merujuk kepada langkah positif yang dilakukan Damaskus dalam mencapai pluralisme politik dan mengubah undang-undang dasar.

Rakyat Suriah, Minggu, mendatangi 14.185 tempat pemungutan suara di seluruh negeri tersebut guna memberi suara dalam referendum nasional bagi rancangan undang-undang dasar baru di negeri itu, yang dikatakan para pejabat akan mengalihkan Suriah ke pluralisme politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com