Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Ingatkan Dunia Tak Tergesa Soal Iran

Kompas.com - 25/02/2012, 02:26 WIB

Wina, Jumat - Rusia mengingatkan dunia agar tak menarik ”kesimpulan tergesa-gesa” atas penolakan terbaru Iran terhadap rencana PBB menyelidiki aktivitas nuklir mereka. Amerika Serikat dan sekutunya menuding Teheran tengah mengembangkan senjata nuklir.

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano, Jumat (24/2) waktu Wina, menyampaikan penjelasan mengapa tim yang dikirimnya ke Iran untuk menyelidiki dugaan pengembangan senjata nuklir pulang dengan tangan hampa. Tak ada kemajuan yang diraih Kepala Inspektur IAEA Herman Nackaerts dan timnya di Teheran sehingga Washington menyebut misi ini ”gagal”.

Terkait hal itu, Rusia memperingatkan Israel dan sekutunya soal konsekuensi jika menyerang Iran. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Gennyadi Gatilov kepada kantor berita Itar-Tass di Moskwa mengatakan, penyerangan terhadap Iran ”akan menjadi bencana, tidak hanya untuk kawasan, tetapi juga untuk seluruh sistem hubungan internasional”.

Dugaan AS dan Israel bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir pemusnah massal dipatahkan Rusia. ”Kita tidak boleh membuat sebuah kesimpulan tergesa-gesa,” kata Gatilov.

Komentar Rusia muncul setelah Israel dan AS mengatakan kekuatan militer tetap merupakan pilihan terakhir untuk mencegah program senjata nuklir Iran. Washington juga mengingatkan Israel untuk menahan diri, tetapi sekaligus menegaskan negara Yahudi juga masih suka berperang.

Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman malah menolak Washington dan Moskwa. Berbicara di televisi Channel 3, dia mengatakan masalah ini bukan urusan AS dan Rusia. ”Keamanan warga Israel, masa depan negara Israel, adalah tanggung jawab Pemerintah Israel. Kami akan mengambil keputusan yang terbaik demi kepentingan Israel,” kata Lieberman.

Shannon Kile, Kepala Proyek Senjata Nuklir pada Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, memperingatkan risiko meningkatnya konflik militer tidak perlu melalui ancaman serangan langsung Israel. ”Sedang terjadi eskalasi dinamis, khususnya di Teluk Persia,” ungkap Kile, Kamis.

Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, di Washington, mengatakan, para pemimpin dunia sudah tidak mencapai kata sepakat terkait perlucutan senjata nuklir Iran. Adapun Iran menolak untuk bekerja sama dengan tim penyelidik internasional yang hendak turun ke negeri itu.

Tim inspeksi nuklir PBB mengakui mereka gagal melakukan penyelidikan terkait program nuklir Iran. ”Kami memiliki pembicaraan yang konstruktif, namun tidak tercapai satu kesepakatan,” ujar Yukiya Amano.

IAEA mengungkapkan itu setelah permintaan mereka ditolak Teheran. Sebelumnya, IAEA meminta Teheran mengizinkan mereka mengunjungi Parchin yang menjadi basis militer Iran. Tim juga ingin meninjau fasilitas pengembangan senjata pemusnah massal di luar Teheran. Rencana IAEA untuk bertemu ilmuwan nuklir Iran pun ditolak.

Jenderal Mohammed Hejazi yang mengepalai urusan logistik militer Iran memperingatkan, negaranya ”takkan membiarkan para musuh mengambil tindakan melawan kami”. Dia mengatakan, ”Kami akan menggunakan semua kekuatan untuk melindungi semua kepentingan nasional.”

Komentar itu muncul setelah Iran mengumumkan latihan perang demi melindungi situs nuklir dan strategis lainnya. Latihan tersebut merupakan manuver militer terbaru Iran terhadap AS dan Israel bahwa republik Islam itu telah siap mempertahankan diri dengan kekuatan militernya sendiri.

Teheran dilaporkan tengah memperluas pengayaan uranium di Fordo, dekat kota Qom, selatan Teheran. AS, Israel, dan sekutunya khawatir program atomik itu untuk pembuatan bom dan hulu ledak nuklir. (AP/AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com