Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Korea Kembali "Panas"

Kompas.com - 21/02/2012, 02:45 WIB

SEOUL, SENIN - Situasi di Semenanjung Korea kembali ”memanas”. Seperti pernah terjadi sebelumnya, hal itu dipicu aksi Korea Selatan bersama AS yang menggelar lagi latihan perang di Laut Kuning, wilayah sengketa kedua negara Korea.

Akibatnya, seperti pernah terjadi, Korsel dan Korut sontak berang. Korut pun langsung mengancam akan menggelar serangan ”tanpa ampun” terhadap Korsel kalau latihan tetap dilakukan.

Latihan perang AS-Korsel sudah dimulai, Senin (20/2), di Laut Kuning. Di lokasi yang sama dua tahun lalu telah jatuh korban tewas empat orang setelah Korut melancarkan serangan. Korut menganggap latihan itu sebagai ancaman langsung terhadap Korut.

Kondisi di kawasan semenanjung sebenarnya sempat tenang sehubungan dengan kematian diktator komunis Korut, Kim Jong Il. Pasca-kematian itu, Korut lebih memilih fokus pada stabilitas dalam negeri.

Stabilitas dibutuhkan untuk memuluskan proses peralihan kekuasaan dari mendiang Jong Il kepada putra bungsunya, Kim Jong Un, yang banyak diragukan lantaran usia yang sangat muda dan tanpa pengalaman.

Saat Korsel menggelar latihan perang, Januari lalu, Korut tidak bereaksi keras seperti biasa dilakukan. Dua tahun lalu, Korut bereaksi keras dengan menyerang Korsel karena menganggap latihan perang itu sebagai provokasi militer.

Akibatnya, empat orang dari pihak Korsel tewas akibat dibombardir Korut. Serangan Korut saat itu diarahkan ke kawasan Pulau Yeonpyeong, tempat latihan militer Korsel.

Serangan Korut itu sempat membuat publik Korsel melecehkan Presiden Lee Myung-bak. Presiden dinilai terlalu lembek menghadapi Korut.

Siap menyerang balik

Menanggapi ancaman Korut itu, Angkatan Bersenjata Korsel menegaskan sewaktu-waktu siap untuk balik menyerang. ”Untuk kali ini, Korsel jauh lebih siap, termasuk untuk menyerang balik Korut. Justru Korut yang sekarang harus berpikir ulang lantaran mereka pasti tidak akan mampu mengambil risiko di masa peralihan kekuasaan,” ujar akademisi Universitas Korea di Seoul, Yoo Ho-yeol, Senin (20/2).

Analis dari Institut Sejong Korsel, Cheong Seong-chang, yakin Korut kali ini tak akan merealisasikan ancaman. Menurut Chang, serangan akan menjadi sesuatu yang tidak menguntungkan bagi Korut. Dalam waktu dekat, Korut dan AS akan menggelar pertemuan membahas kelanjutan proses denuklirisasi yang melibatkan enam negara: AS, Jepang, Rusia, China, Korut, dan Korsel.

Angkatan Bersenjata Korsel dan AS mengawali latihan perang gabungan dengan latihan antikapal selam. Pelatihan dilakukan di perairan yang jauh dari kawasan perbatasan, yang selama ini dipersengketakan kedua Korea.

Selama ini AS memang menempatkan 28.500 prajurit di Korsel sebagai upaya untuk melindungi Korsel dari ancaman Korut.

Mulai pekan depan, latihan perang akan dilanjutkan dalam bentuk permainan perang simulasi komputer. Ini berlangsung 12 hari dan dilanjutkan dengan latihan perang lapangan selama dua bulan mulai Maret.

Di Korut, Biro Politik Komite Pusat Partai Pekerja Korea mengumumkan akan menggelar sebuah konferensi pada pertengahan April 2012. Konferensi digelar untuk ”mengagungkan” mendiang Jong Il sekaligus mempromosikan Jong Un sebagai sekretaris umum partai. Ini adalah jabatan tertinggi di partai berkuasa satu-satunya di negeri itu. (AP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com