Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Orang Somalia Demo Menentang Al Shabaab

Kompas.com - 16/02/2012, 04:52 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com — Ratusan orang Somalia berpawai di ibu kota negara itu, Mogadishu, Rabu (15/2/2012), dalam protes terbuka yang hampir tidak pernah terjadi untuk menentang gerilyawan Al Shabaab dan sekutunya Al Qaeda.

"Enyah Al Qaeda! Enyah Al Shabaab!" teriak massa, ketika mereka bergerak di jalan-jalan dekat istana presiden, melewati daerah yang biasanya dilanda serangan-serangan bom mobil dan bunuh diri yang dilakukan oleh gerilyawan Al Shabaab.

Demonstran yang membawa spanduk-spanduk yang menentang jaringan Al Qaeda mengatakan, mereka ingin mengalahkan kelompok garis keras itu, yang memerangi pemerintah lemah Somalia yang didukung Barat. "Negara ini untuk rakyat Somalia, bukan untuk gerilyawan asing seperti Al Qaeda—kami tidak menoleransi kekerasan mereka lagi," kata Presiden Sharif Sheikh Ahmed kepada massa.

Demonstrasi itu dilakukan setelah pawai Senin oleh gerilyawan Al-Shabaab, ketika mereka merayakan pengakuan kelompok itu sebagai anggota Al Qaeda oleh pemimpin jaringan tersebut pengganti Osama bin Laden. "Kita telah cukup banyak menderita dan tidak ingin kekerasan lagi: Al Qaeda harus berhenti mencampuri urusan Somalia dan meninggalkan negara kita," kata Suleiman Mumin, salah seorang pemrotes. "Al Qaeda dan Al Shabaab telah mengatakan 'tidak untuk kehidupan' di Somalia, maka semua orang siap beperang melawan mereka sekarang," kata Mumin.

Pengumuman penyatuan Al Shabaab Somalia dengan Al Qaeda disampaikan oleh pemimpin jaringan global itu, Ayman al-Zawahiri, dalam sebuah pesan video yang dipasang di situs jihad pada Kamis (9/2/2012). "Saya mengumumkan berita utama bagus bagi negara Islam kita, yang akan... mengganggu pasukan salib, dan itu adalah penggabungan gerakan Al Shabaab di Somalia dengan Al Qaeda," kata Zawahiri.

Pada bagian pertama dari rekaman video itu, pemimpin Al Shabaab Ahmed Abdi Godane, yang juga dikenal sebagai Mukhtar Abu Zubair, mengatakan kepada Zawahiri, "Kami akan bersama Anda sebagai pasukan setia."

"Atas nama saudara-saudara muhajidin saya, pemimpin dan prajurit... saya berjanji taat," kata Zubair.

"Bimbing kami ke jalan jihad dan kesyahidan, di langkah yang digariskan syuhada kita Osama bin Laden untuk kita," tambah Zubair, menunjuk pada mantan pemimpin Al Qaeda yang tewas tahun lalu dalam serangan rahasia AS terhadap tempat persembunyiannya di Pakistan.

Kelompok Al Shabaab menyatakan kesetiaan pada Osama dalam rekaman video yang dibagikan pada 2009. Al Shabaab mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB dan memerangi pasukan Uni Afrika sekutu mereka.
       
Nama Al Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010. Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas. Al Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibu kota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang. Pengeboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pengeboman 1998 terhadap Kedutaan Besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al Qaeda.

Washington menyebut Al Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Milisi garis Al Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei dua tahun lalu. Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.

Al Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum syariah yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu, dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarki sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com