Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Kurang Bahan Baku, Industri Rotan Bangkit

Kompas.com - 16/02/2012, 03:01 WIB

CIREBON, KOMPAS - Pengusaha rotan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mulai kebanjiran pesanan dari pembeli luar negeri pasca-pelarangan ekspor bahan baku rotan per Januari 2012. Pengimpor yang semula memesan dari China kini beralih kembali ke produsen Indonesia setelah negeri tirai bambu itu dikabarkan kekurangan bahan baku sejak proteksi bahan baku rotan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Presiden Direktur Zico Rattan Singgih Prayitno, Rabu (15/2), di Cirebon, mengatakan, pembelinya dari Jerman dan Belanda mulai mengontak dia kembali dan berniat memesan mebel rotan setelah vakum selama hampir lima tahun. ”Mereka mendengar kabar, bahan baku rotan dari Indonesia tidak diekspor sehingga negara produsen lain, seperti China dan Vietnam, kesulitan produksi. Mereka mengontak saya lagi untuk memenuhi pesanan di negaranya,” ujar Singgih.

Untuk sementara Singgih belum menerima kepastian jumlah pesanan dari Jerman dan Belanda. Namun, akhir Januari lalu, ia mendapatkan angin segar dengan pesanan 5,5 kontainer dari Jepang. Ini permulaan usaha yang bagus mengingat usaha rotan Singgih sempat kolaps dengan hanya rata-rata menerima enam kontainer per tahun sejak bahan baku rotan dibolehkan untuk diekspor tahun 2005.

Kalim, pemilik tiga pabrik rotan di Cirebon, mengatakan, ia juga mulai dikontak pembeli dari Eropa Timur, antara lain Ukraina, Rusia, dan Polandia. Selain itu, ada juga rencana pemesanan dari Jepang. ”Kami masih negosiasi soal harga karena sekarang semua harga bahan baku naik, sementara pembeli masih ingin harga lama. Selama belum ada kesepakatan harga, pesanan itu tak bisa kami penuhi,” kata Kalim, yang diproyeksikan bakal menerima pesanan ekspor mebel 80 kontainer per bulan ini.

Sebelumnya, pada Selasa malam, Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Hatta Sinatra, yang hadir dalam pertemuan dengan para pengusaha rotan Cirebon, mengatakan, China sedang kekurangan bahan baku rotan. Ia mengimbau pengusaha Cirebon aktif berkomunikasi dengan pembeli dari China untuk menembus pasar dalam negeri mereka.

China, kata dia, kemungkinan hanya memiliki bahan baku maksimal sampai Juni, sedangkan di sisi lain permintaan dalam negeri mereka sangat besar. Pasar dalam negeri China setara dengan jumlah pasar Eropa ditambah pasar Amerika Serikat.

Untuk penggunaan di dalam negeri, AMKRI sedang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna mewajibkan semua sekolah agar menggunakan mebel rotan dalam negeri. Kementerian Dalam Negeri juga sudah mengedarkan surat kepada gubernur seluruh Indonesia agar memakai mebel rotan.

”Kementerian Perindustrian sudah memberikan contoh dengan menggunakan semua perabot dari rotan. Kantor BUMN (badan usaha milik negara) dan institusi negara lainnya juga akan diajak melakukan hal serupa,” kata Hatta.

Bupati Cirebon Dedi Supardi mengatakan, khusus sekolah-sekolah di Cirebon kini diwajibkan memakai mebel rotan. Tahun 2012, Dewan Kerajinan Nasional Daerah Cirebon pun menganggarkan Rp 500 juta untuk menggelar pameran mebel rotan di dalam ataupun luar negeri.

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian Aryan Warga Dalam mengatakan, selain mendorong majunya industri mebel rotan dalam negeri, Kementerian Perindustrian juga menyusun rencana jangka panjang pemanfaatan rotan yang lestari. (REK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com