Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Presiden Chavez Mengintimidasi Oposisi

Kompas.com - 16/02/2012, 02:33 WIB

Caracas, Rabu - Kubu Presiden Venezuela Hugo Chavez mencoba melakukan intimidasi terhadap kubu oposisi. Ini terjadi setelah oposisi tampak memperlihatkan keunggulan pada pemilu pendahuluan yang berlangsung hari Minggu (12/2).

Pemilu ini merupakan rangkaian menuju pemilu nasional pada 7 Oktober 2012. Mahkamah Agung (MA) Venezuela, Selasa (14/2), di Caracas, misalnya, seusai kekalahan itu, langsung meminta para pejabat pemilu dari oposisi untuk tidak menghancurkan daftar pemilih.

Oposisi diminta menyerahkan data pemilih. Perintah MA itu muncul atas permintaan Rafael Velasquez, kandidat wali kota yang kalah dalam pemilihan pendahuluan di kota Bruzual.

Para politisi oposisi mengatakan, keputusan itu tampaknya merupakan sebuah upaya untuk mengintimidasi para lawan Presiden Hugo Chavez.

”Pemerintah tidak akan pernah bisa mengambil alih suara rakyat kita. Pemerintah tidak akan pernah bisa mengambil alih harapan,” kata pemimpin oposisi, Henrique Capriles, Selasa.

Capriles secara resmi dinyatakan sebagai kandidat presiden dari kubu oposisi. Capriles mengatakan, putusan Mahkamah Agung itu tampaknya bertujuan ”menanamkan rasa takut” kepada rakyat. Dia juga telah menjadi sasaran serangan sektarian dan dituduh sebagai keturunan Yahudi berbahaya walau dia Katolik.

Capriles, keturunan Yahudi Polandia, memusatkan pesan soal perlunya perekonomian yang lebih kuat, sekolah-sekolah yang lebih baik. Dia juga ingin membedakan pencalonannya dengan pencalonan Chavez, yang masih berambisi menjabat untuk periode ketiga.

”Pemerintahan kita (jika menang) adalah pemerintahan bagi semua orang. Bus kemajuan membuka pintu-pintunya,” kata Capriles di hadapan massa pendukung.

”Pada hari pemilu akan terserah kepada kita untuk memilih jalur kemajuan yang Anda inginkan atau jalur sosialisme yang pemerintah inginkan untuk Anda,” lanjut Capriles yang juga dituduh sebagai seorang borjuis dan kapitalis. Dia dianggap sebagai figur yang tidak cocok untuk Venezuela.

Dipecat

Pemilu pendahuluan hari Minggu lalu juga menjadi penentu bagi kandidat dari kubu oposisi untuk tingkat negara bagian dan tingkat lebih rendah di seluruh negeri. Keunggulan oposisi membuat kubu Chavez seperti kebakaran jenggot dan menuntut penyerahan data-data pemilih.

”Kerahasiaan adalah sebuah komitmen, dan kami akan mempertahankan itu,” kata politisi oposisi Leopoldo Lopez menjawab putusan MA itu. ”Tidak akan ada putusan pengadilan yang akan mencegah apa yang sedang terjadi atau kenyataan banyak warga Venezuela bergabung.”

Teresa Albanes, Ketua Komisi Pemilu untuk kubu oposisi, mengatakan, tindakan buruk masih berlaku. Dia merujuk pada daftar orang yang menandatangani sebuah imbauan untuk pengadaan referendum terhadap Chavez tahun 2004. Imbauan itu gagal, tetapi daftar orang yang menandatangani petisi bocor dan beredar luas. Ratusan orang mengeluh dipecat dari pekerjaan atau dicegah bekerja pada sektor pemerintahan. Kubu Chavez menyangkal ini.

MA memutuskan bahwa dalam waktu 24 jam buku-buku dengan nama-nama pemilih harus diserahkan ke Dewan Pemilu Nasional.

Velasquez sendiri, yang kalah dalam pemilu, mengatakan, dia mempunyai hak sebagai kandidat untuk meminta peninjauan soal daftar pemilih dalam pemilihan pendahuluan. (AP/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com