Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Shabaab Rayakan Penyatuan dengan Al Qaeda

Kompas.com - 14/02/2012, 09:06 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com — Gerilyawan Al Shabaab dengan  membawa senjata berpawai di Somalia, Senin (13/2/2012), untuk merayakan pengakuan kelompok itu sebagai anggota jaringan Al Qaeda oleh pengganti Osama bin Laden.

”Penyatuan Al Shabaab dengan Al Qaeda mematahkan hati musuh,” kata juru bicara Al Shabaab, Sheikh Ali Mohamud Rage, kepada ratusan orang yang merupakan warga Afgoye, wilayah yang mereka kuasai, di luar ibu kota Somalia, Mogadishu. Gerilyawan yang meneriakkan slogan-slogan anti-Barat meminta masyarakat mengikuti pawai itu, kata beberapa saksi.

”Sedikitnya 600 orang berkumpul dengan membawa spanduk yang mendukung penyatuan kedua kelompok itu,” kata Abdikarin Adan, seorang saksi.

”Toko tutup setelah gerilyawan Al Shabaab yang naik mobil dengan pengeras suara memerintahkan masyarakat menghadiri demonstrasi itu,” kata Mohamed Sufi, seorang saksi lain.

Sejumlah demonstrasi lain juga berlangsung di wilayah-wilayah Somalia selatan yang dikuasai Al Shabaab, termasuk di kota pelabuhan Merka, di mana gerilyawan bersenjata memerintahkan penduduk menutup toko untuk mengikuti pawai itu.

Pengumuman penyatuan Al Shabaab Somalia dengan Al Qaeda disampaikan oleh pemimpin jaringan global itu, Ayman al-Zawahiri, dalam sebuah pesan video yang dipasang di situs jihad pada Kamis (9/2/2012). ”Saya mengumumkan berita utama bagus bagi negara Islam kita, yang akan  mengganggu pasukan salib dan itu adalah penggabungan gerakan Al Shabaab di Somalia dengan Al Qaeda,” kata Zawahiri.

Pada bagian pertama dari rekaman video itu, pemimpin Al Shabaab Ahmed Abdi Godane yang juga dikenal sebagai Mukhtar Abu Zubair, mengatakan kepada Zawahiri, ”Kami akan bersama Anda sebagai pasukan setia.”

”Atas nama saudara-saudara mujahidin saya, pemimpin dan prajurit, saya berjanji taat,” kata Zubair.

”Bimbing kami ke jalan jihad dan kesyahidan, di langkah yang digariskan syuhada kita, Osama bin Laden,” tambah Zubair menunjuk pada mantan pemimpin Al Qaeda yang tewas tahun lalu dalam serangan rahasia AS terhadap tempat persembunyiannya di Pakistan.

Kelompok Al Shabaab menyatakan kesetiaannya pada Osama dalam rekaman video yang dibagikan pada 2009. Al Shabaab mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB dan memerangi pasukan Uni Afrika sekutu mereka.

Nama Al Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala, Juli 2010. Al Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibu kota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang. Pengeboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pengeboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al Qaeda.

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas. Washington menyebut Al Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Milisi garis Al Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei dua tahun lalu.

Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi propemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.

Al Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum syariah yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed, Siad Barre, pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com