Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau dan Badak di Belantara Batavia

Kompas.com - 13/02/2012, 15:25 WIB

SEBETULNYA banyak sekali peta, denah dan ilustrasi yang dibuat mengenai kota Batavia. Dalam bukunya, Breuning hanya membahas beberapa saja yang jelas dapat diperbandingkan (lihat: Het Voormalige Batavia: Een Hollandse Stedestichting in de Tropen, Anno 1619. Utrecht: GJB. 1954). Biasanya orang membuka peta untuk mencari jalan terpendek dari A menuju B. Si Belanda ini lain lagi. Alangkah hebatnya HA Breuning yang mampu membuat peta dan denah tua Batavia bercerita tentang masa lalu!

Salah satu denah Batavia yang pertama dibuat oleh seorang pegawai VOC bernama Floris van Berkenroode. Lelaki ini memang keturunan keluarga pembuat peta: ayahnya dan kakeknya pun mempunyai pekerjaan yang sama. Pada tahun 1627, van Berkenroode membuat peta yang menunjukkan bahwa kota Batavia dikembangkan ke arah selatan mengikuti berbeloknya Sungai Ciliwung ke arah timur.

Di ujung selatan kota terdapat gerbang dengan jembatan di dekatnya menuju Herenweg. Jalan itu kemudian hari menjadi Jacatraweg dan kini dikenal sebagai Jalan Pangeran Jayakarta. Pada waktu itu, jalan ini ditimbun supaya lebih tinggi dari daerah sekitarnya karena dalam musim hujan, daerah itu seringkali terendam air. Banjir! Bayangkan, daerah itu ternyata sudah rawan banjir sejak tahun 1627!

Di sebelah timur Sungai Ciliwung, VOC membangun Rumah Nassau. Pada tahun 1617, dibangun Rumah Mauritius yang letaknya menyiku pada Rumah Nassau. Untuk pengamanan dibangun pula sebuah tembok batu yang menghubungkan kedua bangunan itu. Orang Belanda juga membangun sebuah benteng, galangan kapal dan sebuah rumah sakit di Pulau Onrust.

Di sebelah barat Sungai Ciliwung, berseberangan dengan loji VOC, orang Inggris membangun loji sendiri. Loji Inggris itu terletak di sebelah utara Kraton Regent (Bupati), yang mewakili kekuasaan Sultan Banten di Jacatra. Tak jauh dari kraton itu terdapat alun-alun, pasar dan rumah-rumah penduduk. Semua ini dilukiskan oleh Floris van Berkenroode dalam denahnya.

Adrian Minten juga melukiskan situasi di Batavia dipandang dari atas. Lukisan yang dibuat pada tahun 1627 itu ditemukan dalam keadaan terlantar di Kantor Walikotamadya Hoorn pada tahun 1918. Para ahli menduga bahwa lukisan ini merupakan warisan yang dihibahkan oleh janda Jan Pieterszoon Coen kepada kota Hoorn. Kini, lukisan Batavia yang berukuran 3.16m x 1,72m itu tergantung di Westfries Museum di kota Hoorn.

Bangunan-bangunan di denah van Berkenroode ada pula dalam lukisan Minten. Ketika denah itu dilukis, bala tentara Mataram sudah mulai menyerang Batavia. Adrian Minten menggambarkan posisi kubu Belanda dan kubu Mataram di denahnya. Pemukiman orang Belanda, pemukiman penduduk pribumi, baluarti dan benteng di sebelah utara yang dikelilingi oleh hutan belantara dengan harimau, badak, sapi liar dan kambing tampak jelas dilukiskan oleh Minten. Semua itu kini tak ada lagi, kecuali laut yang sampai sekarang masih berdebur.

frieda.amran@yahoo.com (anggota Asosiasi Antropologi Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com