Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osama: Jangan Ikuti Langkah Jihad Saya

Kompas.com - 13/02/2012, 12:37 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com Osama bin Laden menasihati anak-anaknya untuk tidak mengikuti dia di jalan jihad. Ia justru bilang kepada anak-anaknya untuk hidup damai di Barat. Di sana mereka bisa mendapatkan pendidikan yang baik.

Saudara ipar Osama sendiri, Zakaria al-Sadah, mengungkapkan hal itu dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada Minggu (12/2/2012).

Pemimpin Al Qaeda itu bersama tiga istri dan sembilan anaknya ketika ditembak mati pada tanggal 2 Mei tahun lalu. Zakaria al-Sadah mengatakan, ketiga istri dan sembilan anak Osama itu selama ini ditahan di sebuah flat tiga kamar tidur di ibu kota Islamabad, Pakistan. Flat tersebut dijaga oleh badan intelijen Pakistan, Inter-Service Intelligence (ISI).

Zakaria al-Sadah mengatakan, ia baru-baru ini bertemu kembali dengan saudara perempuannya, istri kelima Osama yang berasal dari Yaman, yaitu Amal (29 tahun), yang tertembak di lutut dalam serangan Navy Seal AS.

Zakaria al-Sadah mengatakan, Osama tidak ingin anak-anak dan cucu-cucunya mengikuti jalan terorisme seperti dirinya. Menurut Sadah, orang paling dicari di dunia itu telah mengatakan kepada anak-anaknya untuk "tidak mengikuti dia di jalan jihad".

"Dia mengatakan kepada anak-anaknya sendiri dan para cucunya, 'Pergilah ke Eropa dan Amerika, dan dapatkan pendidikan yang baik'," kata Sadah kepada The Sunday Times.

Osama ditemukan di sebuah vila di kota militer Abbottabad tahun lalu, sekitar 48 kilometer dari Islamabad. Lokasi persembunyiannya yang berdekatan dengan sebuah perguruan tinggi militer dan ibu kota Pakistan menimbulkan kecurigaan bahwa ia mendapat bantuan dari badan intelijen Pakistan.

Sejumlah foto, yang dianggap sebagai foto-foto pertama tentang anak-anak yang tinggal di kompleks persembunyian itu, memperlihatkan dua putra dan seorang putri, serta dua cucu laki-laki dan seorang cucu perempuan Osama. Mereka semua berpakaian rapi. Kedua gadis dalam foto itu bergaun merah muda, dan salah seorang dari mereka memakai jilbab.

Zakaria al-Sadah mengatakan, sejak tiba di Pakistan dari Yaman pada November lalu ia telah diizinkan untuk melihat saudarinya beberapa kali untuk mengamankan pembebasan mereka. Namun dia menambahkan, anak-anak itu masih trauma akibat serangan komando yang menewaskan ayah mereka.

"Anak-anak itu melihat ayah mereka dibunuh dan mereka membutuhkan lingkungan yang peduli, bukan sebuah penjara, tak peduli apa yang Anda pikirkan tentang ayah mereka dan apa yang telah dilakukannya," kata Sadah.

Menurut Sadah, Amal dan istri Osama yang lainnya, Khairiah dan Siham Sabar, keduanya dari Arab Saudi, sudah melancarkan aksi mogok makan sebagai protes atas penahanan mereka. "Anak-anak itu tidak mau makan, juga karena mereka terlalu trauma," kata Sadah. "Mereka memiliki pemanas untuk musim dingin dan akses yang terbatas pada televisi. Namun, mereka hampir tidak pernah melihat matahari dalam sembilan bulan. Mereka merasa seolah-olah mereka berteriak dalam gelap."

Para istri Osama tersebut telah diwawancarai agen CIA. Namun, menurut sumber-sumber Pakistan, mereka tidak kooperatif.

Sebuah komisi yang dibentuk untuk menyelidiki keberadaan pemimpin teror itu di Abbottabad telah menyimpulkan penyelidikannya, serta memerintah para istri dan anak-anak itu bebas untuk pergi.

Menurut seorang pejabat senior keamanan, Pakistan menegaskan kembali pada hari Minggu bahwa negara itu siap untuk membebaskan keluarga Osama bin Laden, serta mengembalikan mereka ke Yaman dan Arab Saudi. Pejabat senior itu mengatakan kepada The Daily Telegraph bahwa tidak ada hambatan bagi para istri—yang berasal asal Saudi dan Yaman—itu untuk dibebaskan. "Mereka bersama kami sekarang dan menjalani hidup yang nyaman," katanya. "Kasus ini menunggu negara masing-masing membawa mereka kembali."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com