Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkalan AS di Darwin Menjaga Keseimbangan?

Kompas.com - 13/02/2012, 02:19 WIB

Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat Bidang Strategi Daniel Y Chiu mengatakan sesuatu soal keberadaan pangkalan Marinir AS di Darwin, Australia. Menurut dia, hal itu merupakan upaya menjaga keseimbangan kawasan.

Chiu mengatakan itu saat berbicara di Kementerian Pertahanan, di Jakarta, Kamis (9/2). Menurut dia, keberadaan pangkalan itu bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan dan fokus keamanan (rebalancing and refocusing) di kawasan sekitar.

”Kami sudah lama meninggalkan kawasan Asia Tenggara. Ini merupakan komitmen kami untuk hadir dan menjaga hubungan baik dengan berkoordinasi dan bekerja sama,” kata Chiu yang didesak wartawan menjelaskan tentang makna keseimbangan dan fokus tersebut.

Dia tidak terlalu rinci bicara soal itu. Dia mengelak dengan mengatakan bahwa AS menghormati peran Indonesia di kawasan ASEAN.

Dia menampik keberadaan militer AS di Darwin merupakan upaya untuk membendung pengaruh China yang semakin menguat di kawasan dan dunia internasional.

Adapun Panglima Korps Marinir AS di Pasifik Letnan Jenderal Duane D Thiessen mengatakan, keberadaan Marinir di Australia akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan profesional dan kerja sama. ”Kita mengakui kemampuan TNI dalam tanggap bencana dan misi perdamaian. Kita akan bekerja sama,” ujar Thiessen. Menurut Thiessen, keberadaan Marinir AS di Darwin berdampak positif bagi semua pihak di kawasan.

Terhadap informasi kerja sama Sulawesi Utara dengan Amerika Serikat, Duta Besar AS Scot Marciel mengatakan, kerja sama yang ada hanyalah antara Pemerintah RI dan AS.

Adapun kedatangan kapal AL AS ke Sulawesi Utara merupakan bagian dari operasi kemanusiaan di bawah koordinasi dengan Mabes TNI.

Harus taktis

Pernyataan tiga pejabat AS itu terkesan memperlihatkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan sama sekali soal keberadaan pasukan AS di Darwin. Ini jelas kontras dengan ucapan China, yang memperingatkan konsekuensi kehadiran AS itu.

China sebagai sebuah kekuasaan baru, dan AS yang merupakan kekuatan yang dalam pemudaran, telah membuat perubahan dalam peta geopolitik. Akan sangat menarik dan lebih taktis, serta menentukan dalam posisi Indonesia di masa depan, jika kita harus tahu berbuat apa dan menyusun strategi apa dengan keberadaan pangkalan AS di Darwin itu.

Kuba adalah contoh negara yang bertahun-tahun terjepit di antara dua kepentingan, yakni AS dan Uni Soviet, yang kini digantikan Rusia. Kuba adalah contoh pelanduk itu. RI harus taktis soal ini. (MON/ONG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com