Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Keamanan China Bunuh Dua Warga Tibet

Kompas.com - 10/02/2012, 17:25 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pasukan keamanan menembak mati dua warga Tibet yang lari setelah melakukan protes terhadap pemerintah China, kata Radio Free Asia. Insiden itu terjadi sehari setelah seorang biarawan dilaporkan membakar dirinya.
    
Kekerasan-kekerasan itu kabarnya terjadi di dua provinsi yang berbatasan dengan wilayah otonomi Tibet. Sementara, ketegangan daerah-daerah yang berpenduduk etnik Tibet meningkat menyangkut penekanan terhadap agama, politik dan kebudayaan.
    
China melakukan tindakan keras setelah paling tidak dua warga Tibet lainnya tewas dalam serangkaian protes bulan lalu. Beijing menyebut kejadian itu adalah perkelahian melawan kekuatan-kekuatan yang berusaha memisahkan Tibet dari wilayah China lainnya.
    
Menurut Radio Free Asia  (RFA)-- satu kelompok yang dibiayai AS  yang menyiarkan berita dalam berbagai bahasa termasuk Tibet-- Yeshe Rigsal, seorang biarawan, dan abangnya ditembak mati Kamis di provinsi Sichuan, China barat daya.
    
Kedua bersaudara itu ikut aksi protes di daerah Luhuo yang berpenduduk mayoritas etnik Tibet 23 Januari yang berubah menjadi kerusuhan ketika polisi menembak mati setidaknya  satu orang. Dua daerah Sichuan lainnya juga dilanda kerusuhan.
    
Berita-berita tentang penembakan itu sangat sulit untuk dikonfirmasikan setelah polisi menutup Sichuan barat, melarang para wartawan asing datang, dan memutuskan sebagian besar alat komunikasi.
    
RFA, yang mengutip seorang biarawan yang tinggal di pengasingan  yang dikontak di wilayah itu, mengatakan dua kakak beradik itu  sedang lari ke bukit-bukit ketika pasukan keamanan mengepung dan menembak mati mereka.
    
Insiden itu terjadi sehari setelah seorang biarawan yang berusia 30 tahunan  di Qighai- satu provinsi yang banyak dihuni warga Tibet -- membakar dirinya, kata kelompok Free Tibet dan RFA.
    
Dengan tewasnya para korban itu paling tidak 17 orang membakar diri mereka dalam tahun lalu di daerah-daerah yang dihuni warga Tibet untuk memprotes kekuasaan China.
    
Ketika menelepon pemerintah dan polisi di daerah Chenduo, tempat terjadi pembakaran diri itu, tidak ada jawaban.
    
China menyalahkan sebagian kerusuhan itu pada Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet yang tinggal di pengasingan. Chen Quanguo-- ketua daerah otonomi Tibet -- mengatakan, Kamis perjuangan melawan peraih hadiah Nobel Perdamaian itu berat. "Perjuangan kami melawan kelompok Dalai Lama, rumit dan lama," katanya yang dikutip surat kabar Tibet Daily yang dikelola pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com