Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Flu Burung Diperkirakan Meluas

Kompas.com - 07/02/2012, 04:28 WIB

SUKABUMI, KOMPAS - Wabah flu burung yang kembali menyeruak pada awal tahun ini diperkirakan belum mencapai puncaknya. Selain dipicu oleh kondisi cuaca yang tak menentu, penyebaran wabah flu unggas melalui ayam ini juga didorong oleh tidak maksimalnya penataan peternakan ayam di tingkat masyarakat.

”Ledakan wabah Avian influenza (flu burung) saat ini bisa mendekati kejadian tahun 2005 sampai 2007. Kalau pemerintah tidak segera menjalankan kembali kebijakan pengunggasan bisa jadi korban jiwa lebih banyak,” kata Ade Zulkarnain, peternak ayam kampung yang juga Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) di Sukabumi, Jawa Barat, Senin (6/2).

Ade mencatat, 130 orang meninggal dunia karena terinfeksi flu burung dalam kurun waktu 2005-2008. Jumlah itu bertambah menjadi 152 orang hingga Januari 2012. Penyakit itu ditekan pemerintah sejak 2008 lewat program restrukturisasi pengunggasan lokal, yang salah satu programnya memberikan insentif sebesar Rp 500 juta per kelompok peternak tradisional.

Menurut Ade, melalui program itu, masyarakat yang semula membiarkan ayam kampungnya berkeliaran di halaman mulai menata peternakannya ke pola peternakan kandang. Namun, belakangan, insentif untuk itu diturunkan pemerintah menjadi Rp 90 juta per kelompok pada tahun ini.

Berdasarkan data dari Himpuli, saat ini terdapat sekitar 20 juta keluarga yang beternak ayam kampung. Masyarakat ini yang seharusnya mendapat hasil dari peternakan ayam. Sebaliknya, selama ini, para peternak tradisional ini kerap dituding menjadi sumber penyebaran wabah flu burung. ”Padahal, berdasarkan penelitian, ayam kampung lebih kebal terhadap virus flu burung dibandingkan ayam ras, yang benihnya diimpor,” kata Ade.

Kebijakan penataan peternak tradisional belum diikuti dengan pengetatan impor stok induk ayam ras. Impor itu cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2010 impor ayam ras jenis itu sebesar 475.499 ekor. Jumlah itu meningkat tajam pada 2011 menjadi sekitar 1,6 juta ekor.

Sementara itu, Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi menyebutkan, ada enam wilayah endemis wabah flu burung, yaitu Kecamatan Nyalindung, Tegalbuleud, Purabaya, Cireunghas, Jampangtengah, dan Bojonggenteng. ”Cuaca ekstrem saat ini berpotensi meningkatkan penyebaran penyakit pada unggas,” kata Asep Sugianto, kepala dinas tersebut.

Ia mengatakan, kasus manusia tertular penyakit flu burung di Kabupaten Sukabumi belum terjadi pada 2012. Namun, pihaknya sudah meminta kepada peternak untuk menjaga lingkungan peternakannya. ”Kami menyediakan disinfektan untuk menyemprot kandang milik peternak. Selain itu, lalu lintas unggas di perbatasan Kabupaten Bogor dan Cianjur juga kami perketat,” ujarnya.

Asep berpendapat, kasus flu burung di wilayahnya mengalami penurunan dibandingkan pada 2007-2008. Saat itu, virus merebak di 47 kecamatan. (HEI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com