Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumdail Siapkan Serangan Baru

Kompas.com - 06/02/2012, 04:01 WIB

MANILA, MINGGU - Tokoh kunci penting kelompok teroris Filipina Abu Sayyaf, Umbra Jumdail, diketahui tengah menyiapkan serangan teror baru seperti penculikan warga asing dan pengeboman. Hal itu disampaikan juru bicara militer Filipina, Kolonel Arnulfo Marcelo Burgos, Minggu (5/2). Seperti diwartakan, Jumdail tewas dalam sebuah serangan udara pada Kamis subuh lalu.

Saat serangan udara yang dibekingi pihak Amerika Serikat itu dilancarkan, Jumdail beserta 12 anak buahnya tengah tidur di satu lokasi persembunyian mereka di hutan, sebelah selatan Kepulauan Jolo, Filipina selatan.

”Di antara mereka juga ikut terbunuh tersangka teroris terkenal di Asia Tenggara asal Malaysia, Zulkifli bin Hir, dan anggota milisi asal Singapura, Abdullah Ali,” ujar Burgos.

Burgos menambahkan, kematian Jumdail merupakan pukulan telak bagi kelompok pimpinannya, yang dikenal berafiliasi dengan jaringan teroris global Al Qaeda.

Jumdail disebut-sebut juga memiliki hubungan kuat dengan sejumlah figur teroris di Asia Tenggara, yang selama ini diketahui menyuplai dana dan pelatihan pembuatan bom.

Selain itu, tambah Burgos, sosok Jumdail sendiri punya lebih banyak pengikut dari kalangan sipil ketimbang para komandan kelompok Abu Sayyaf lain yang jauh lebih brutal.

Dengan dukungan seperti itu, Jumdail diketahui kerap mendapat bantuan dari para pengikutnya tersebut sehingga mampu lolos dari setiap upaya penyergapan oleh militer Filipina.

”Dia punya karisma dan juga hubungan riil yang sering dimanfaatkan oleh kelompok militan luar negeri. Kematiannya benar-benar sebuah pukulan telak,” ujar Burgos.

Indikasi Jumdail tengah mempersiapkan sebuah serangan baru diketahui dari pantauan intelijen, yang menyebutkan ada enam militan Malaysia bepergian bersamanya ke Sulu pada Desember lalu. Keenam warga negara Malaysia itu bergabung dengan kelompok Jumdail, tetapi tujuan mereka belum diketahui.

Lokasi Jumdail terdeteksi saat sejumlah warga desa, yang bekerja untuk militer, mendatangi lokasi persembunyiannya dan berpura-pura meminta bantuan medis. Beberapa dari mereka lalu meninggalkan alat sensor khusus, yang kemudian menjadi pemandu peluru kendali yang ditembakkan. (AP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com