Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKK PBB Akan Lakukan Voting untuk Suriah

Kompas.com - 04/02/2012, 13:08 WIB

Dewan Keamanan PBB akan melakukan voting untuk menentukan sikap terkait proposal Liga Arab tentang transisi damai di Suriah pada Sabtu (04/02), di tengah laporan lebih dari 200 warga sipil di Homs yang tewas akibat tembakan aparat Suriah.

Rancangan resolusi menyerukan kepada Presiden Bashar al-Assad untuk menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya selama proses transisi politik di negara itu. Rusia menyatakan keberatan dengan isi draf resolusi tersebut, dan belum jelas apakah mereka akan ikut memilih atau abstain.

Sementara itu, aktivis Suriah menggambarkan kekerasan di Kota Homs, Suriah, sebagai "pembantaian". Lembaga pemantau masalah HAM Suriah, yang berbasis di Inggris, menyatakan pasukan Suriah menembakkan mortir ke distrik Khalidiyya dan beberapa bangunan dibakar. Disebutkan korban tewas akibat kekerasan ini terdapat kaum perempuan dan anak-anak.

Pimpinan lembaga pemantau HAM Suriah, Rami Abdulrahman, menyerukan agar Liga Arab melakukan "intervensi secara langsung" untuk mengakhiri kekerasan.

Walaupun beberapa laporan terkait kekerasan di Suriah tidak dapat diverivikasi secara independen, namun rekaman video yang disiarkan Al-Jazeera dan Al-Arabiya menunjukkan puluhan mayat bergeletakan di sebuah sudut Homs.

Rusia menolak

Wartawan BBC Barbara Plett mengatakan, proses voting untuk menentukan sikap DK PBB pada Sabtu (04/02) ini merupakan puncak dari proses yang telah dibangun dalam beberapa hari terakhir. Rusia -- sekutu terkuat Suriah terkuat di DK PBB -- menolak bagian klausul dalam draf resolusi, tetapi sejauh ini belum mengajukan revisi.

Sebelumnya Moskwa telah memveto resolusi PBB menyangkut masa depan Suriah, namun menurut wartawan BBC, kemungkinan sikap itu dapat berubah belakangan.

Pada Kamis (02/02), Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengatakan, dia akan memveto resolusi apabila isi drafnya tidak ada yang berubah.

Sehari kemudian, Jumat (03/02), seperti dilaporkan kantor berita Interfax Rusia, Wakil Menteri Luar Negeri Gennady Gatilov mengatakan draf resolusi itu "tidak cukup meyakinkan buat Rusia untuk mendukungnya".  Moskwa dilaporkan terus memasok senjata ke Suriah untuk menghadapi kelompok pemberontak.

Selama hampir setahun, Suriah dilanda kekerasan setelah muncul protes berskala nasional yang menentang rezim Presiden Assad.

Sampai Januari lalu, PBB memperkirakan korban tewas mencapai 5.400 jiwa, meskuipun sejauh ini sulit mengkonfirmasi kebenarannya.

Sementara, Pemerintah Suriah mengatakan sedikitnya 2.000 anggota pasukan keamanan telah tewas dalam apa yang mereka gambarakan sebagai upaya memerangi "kelompok bersenjata dan teroris".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com