Bandung, Kompas
Ketua Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Hamdan Sobahi menjelaskan, akhir 2012 ini pihaknya menargetkan 1.000 digester
biogas terpasang di rumah peternak. Saat ini, ada 7.000 peternak susu yang tergabung dalam KPSBU.
Mereka rata-rata memiliki tiga sapi perah sehingga totalnya mencapai 21.000 sapi. Setiap hari rata-rata menghasilkan 10 kilogram kotoran sapi per ekor. Adapun produksi susu yang dihasilkan sekitar 120 ton per hari.
Menurut Hamdan, sejak 2009 Rabobank Foundation memberikan bantuan berupa kredit lunak pengadaan digester. Semuanya memakai komponen lokal, kecuali keran utama yang mengalirkan gas dari digester ke rumah peternak. ”Sejak itu, kepercayaan peternak kepada biogas terus tumbuh,” ucapnya.
Hari Kamis (26/1), anggota Dewan Eksekutif Rabobank Group Gerlinde Silvis berkunjung ke KPSBU dan berdialog dengan sejumlah peternak sapi perah.
Gerlinde juga melihat langsung proyek energi dari kotoran sapi (biogas). ”Indonesia adalah negara yang penting bagi kami. Salah satu inisiatif kami adalah membantu peternak kecil untuk menghasilkan energi hijau,” tuturnya, seusai melihat hasil energi biogas untuk memasak dan penerangan di salah satu rumah peternak.
Biogas mengalir dari pipa-pipa menuju dapur kemudian digunakan untuk keperluan memasak. Bahan buangan dari biogas digester selanjutnya diproses dan dapat digunakan sebagai pupuk organik.
”Dengan adanya biogas, kami tak perlu lagi membeli elpiji,” kata Etty Sumiati, ibu rumah tangga peternak yang juga salah satu perintis pengguna digester biogas.