Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan SEAL Bikin Pusing Perompak Somalia

Kompas.com - 27/01/2012, 10:06 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com — Keberhasilan pasukan khusus Navy SEAL Team Six membebaskan warga negara Amerika Serikat dan seorang warga negara Denmark dari sekapan kelompok bersenjata Somalia memaksa perompak lain yang menculik warga negara AS akhir pekan lalu memikirkan strategi baru.

Kelompok perompak itu memindahkan warga AS yang mereka sandera tiga kali dalam 24 jam dan mengancam membunuh tawanan tersebut. "Kalau mereka (AS) mencoba lagi, kita akan mati bersama-sama," kata Hassan Abdi, seorang perompak Somalia yang memiliki hubungan dengan penyandera warga AS itu.

"Sekarang menyandera orang AS menjadi sulit karena peluangnya hanya  mati atau mendapat uang banyak. Tapi kami tetap pada rencana semula dan tidak akan melepasnya sampai kami mendapat uang tebusan," kata Abdi yang menghubungi Associated Press melalui sambungan telepon, Kamis (26/1/2012).

Diberitakan sebelumnya, pasukan khusus Navy SEAL Team Six mendarat dengan parasut di Somalia, Rabu (25/1/2012) dini hari dan membebaskan warga AS Jessica Buchanan (32) dan warga Denmark Poul Hagen Thisted (60). Baku tembak antara kedua pihak menewaskan sembilan penyandera, sementara Buchanan dan Thisted bisa dibebaskan. Dua pekerja sosial itu langsung diterbangkan ke pangkalan AL AS di Sigonella, Sisilia, Italia, untuk mendapat perawatan medis, sebelum mereka dipulangkan.

Sejak operasi penyelamatan itu, lanjut Abdi, geng penyandera sudah tiga kali memindahkan warga AS yang mereka culik di Kota Galkayo itu. "Menyekap mereka di satu tempat sekarang tidak mungkin lagi karena kami kini menjadi target berikutnya," kata Abdi.

Dia juga menduga AS mempunyai sejumlah informan di kalangan perompak. "Itu bukan operasi hit and run, melainkan operasi yang direncanakan lama dengan bantuan orang dalam di kalangan kami," kata Abdi.

Warga AS itu bukan satu-satunya warga negara asing yang sedang dalam penyekapan di Somalia. Di antaranya terdapat seorang turis Inggris, dua pekerja sosial Spanyol, seorang penasihat militer Perancis, dan 155 pelaut dari berbagai negara dari kapal-kapal yang dibajak perompak di laut.

Tidak jelas kelompok mana saja yang menyekap setiap sandera di Somalia. Tak jarang sandera-sandera itu dijual dari geng satu ke geng lain. Mereka juga bisa disandera dalam jangka waktu lama. Dua wartawan dari Kanada dan Australia misalnya, ditawan selama 15 bulan sebelum dibebaskan pada 2009. Sementara itu penasihat militer Perancis tak ketahuan rimbanya selama lebih dari dua tahun.

Operasi pembebasan oleh militer AS itu yang menewaskan sembilan penyekap bisa jadi membuat para perompak berpikir ulang untuk menculik warga asing. Di sisi lain, ada kekhawatiran operasi itu justru membahayakan sandera yang belum bebas.

Pada Rabu (25/1/2012) malam, beberapa jam setelah operasi SEAL, geng penyandera warga AS itu mulai menyebabkan isu bahwa mereka sudah membunuh sandera itu.

Seorang pejabat keamanan yang berpengalaman di kawasan itu selama bertahun-tahun berpendapat, ada kemungkinan sandera AS itu akan dipindah ke kapal dan dikumpulkan dengan sandera dari negara-negara lain. Dia beralasan, kapal lebih mudah dipertahankan dan merencanakan operasi pembebasan menjadi lebih rumit jika para sandera dari negara-negara lain terlibat.

Seorang perompak sependapat dengannya. "Saya rasa penyanderaan di darat akan berakhir. Laut jauh lebih aman. Meskipun kapal tidak aman, tetapi setidaknya Anda bisa membalas dan melawan," kata perompak bernama Mohamed Nur yang dihubungi melalui telepon dari kota pantai Hobyo, Somalia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com