Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Tak Mau Mundur

Kompas.com - 26/01/2012, 02:13 WIB

Ankara, Rabu - Kasus genosida oleh Turki di Armenia dalam Perang Dunia I memperburuk hubungan Turki-Perancis. Turki bertekad memberi sanksi tahap demi tahap meski dianggap sepi oleh Perancis. Sebaliknya, dalam dua minggu ini Perancis mengesahkan rancangan undang-undang soal genosida.

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu (25/1), di Ankara, mengecam Perancis terkait rencana pengesahan undang-undang genosida. Langkah Perancis dia nilai ”sama saja dengan diskriminasi dan rasisme”.

Hubungan kedua negara memburuk setelah Senat Perancis, Senin (23/1), merampungkan rancangan undang-undang (RUU) genosida. Jika RUU ini menjadi UU, Perancis akan mengkriminalkan aksi penyangkalan kasus pembantaian massal warga Armenia oleh pasukan Kekaisaran Ottoman Turki dalam Perang Dunia I (khususnya tahun 1915 dan 1916).

Erdogan memperingatkan, Ankara akan memberikan sanksi-sanksi tegas kepada Paris jika Presiden Nicolas Sarkozy segera menandatangani RUU itu menjadi UU. ”Kami akan segera menerapkan sanksi-saksi tahap demi tahap. Kami takkan mundur selangkah pun. Kami akan memublikasikan rencana tindakan sembari melihat perkembangan di lapangan,” katanya.

Erdogan tidak menjelaskan sanksi-sanksi yang akan diberikan. Akan tetapi, langkah pertama, yang sudah dilakukan Ankara setelah Senat Perancis meloloskan RUU genosida itu, ialah mengirim utusan ke Paris untuk konsultasi diplomatik. Langkah itu lalu diikuti pembekuan hubungan diplomatik dan militer, yang ditandai penarikan duta besar dari Paris.

Erdogan menyebutkan, pemerintahnya akan menerapkan sanksi-sanksi ”permanen” jika Sarkozy kelak menerima dan menandatangani UU genosida.

Jika disahkan, UU itu akan melukai hubungan diplomatik, dan perdagangan di antara kedua sekutu NATO itu. Turki telah menyusun rencana kontingensi. Sanksi mungkin termasuk penurunan hubungan diplomatik ke tingkat bawah, yakni d’affaires, serta menghentikan kerja sama budaya dan ilmiah.

Pemerintah Turki sejauh ini menghindari boikot penuh produk Perancis, yang diserukan komunitas pebisnisnya. Perdagangan antara Perancis dan Turki pada 2010 bernilai 12 miliar euro, setara dengan 15,5 miliar dollar AS, yang melibatkan ratusan pebisnis Perancis di Turki.

Genosida Armenia

Masalah yang kini memperuncing hubungan Turki dengan Perancis, dan juga Turki dengan Armenia, ialah kasus pembantaian massal warga Armenia oleh pasukan kekaisaran Ottoman Turki. Armenia mengatakan lebih dari 1,5 juta warganya tewas saat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com