Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Masih Tergantung Minyak Iran

Kompas.com - 25/01/2012, 20:10 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com — Selain kepada Arab Saudi, India masih tergantung pada minyak Iran. Bahkan, 12 persen dari kebutuhan minyak India berasal dari Iran. Ongkos impor sekitar 10 miliar dollar AS per tahun.

Oleh karena itu, sebagaimana warta AP dan AFP pada Rabu (25/1/2012), India masih terus membeli minyak Iran. ”Kami tidak terikat sanksi baru Uni Eropa terhadap Iran,” kata Menteri Perminyakan India  S Jaipal Reddy di New Delhi. 
 
Sebelumnya, Uni Eropa sepakat pada pekan ini menerapkan sanksi embargo terhadap ekspor minyak Iran. Ini merupakan bagian dari kampanye AS agar Iran meninggalkan program nuklirnya. ”Kami, sebagai anggota PBB, wajib mengikuti sanksi PBB. Sanksi lainnya yang dikenakan oleh blok-blok besar negara, kami dapat memiliki beberapa kebebasan di sana,” kata Reddy.
   
”Sampai sekarang, pasokan tetap berlangsung,” imbuh Reddy.

Menurut Reddy, India memang terus berupaya untuk mencari cara pembayaran kepada Iran. Karena itu, delegasi India, pekan lalu, bertandang ke Iran. Namun, Reddy tak mengatakan hasil pertemuan di Teheran tersebut.

Para pejabat mengatakan, India dapat membayar sebagian pembelian minyak dari Iran dalam mata uang rupee. Lalu, Iran bisa menggunakan uang itu untuk membeli barang-barang dari India. Namun, kebijakan itu tetap tak menutup tagihan Iran terhadap pembelian minyak tersebut.

India saat ini menggunakan rute pembayaran dollar AS untuk minyak mentah Iran melalui sebuah bank Turki. Trik ini bakal tertutup andai AS meningkatkan tekanan terhadap Iran.
   
”Pemerintah India telah jelas menunjukkan bahwa mereka tidak berniat agar penyuling India membatasi pembelian mereka, bahkan dapat meningkatkan pembeliannya,” kata Greg Priddy, direktur minyak global di Eurasiagroup.
   
Anggota Dewan Keamanan PBB, China,  menolak tunduk pada tekanan AS agar Negeri Tembok Raksasa itu tidak melakukan bisnis dengan Iran.
   
India, yang mengimpor sekitar empat per lima dari kebutuhan minyaknya telah berpacu mengamankan pasokan baru minyak dan gas untuk mempertahankan pertumbuhan kuat ekonominya.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com